Sabtu, 02 Januari 2016

MENGENAL KEPEMIMPINAN JOKOWI

MENGENAL KEPEMIMPINAN JOKOWI
Negeri ini memerlukan gaya kepemimpinan seperti Joko Widodo- Wali Kota Solo–yang menjadikan jabatannya sebagai milik rakyat, sehingga segala kebijakannya untuk kebaikan rakyat.
”Memimpin adalah menderita,” demikian slogan lama yang menjadi pegangan para pendiri bangsa ini. Mereka berkorban harta dan benda, bahkan jiwa dan raga. Penjara menjadi tempat logis bagi perjuangan mereka. Slogan itu tentu akan selalu relevan, dengan disesuaikan dalam konteks kekinian. Menderita bukan berarti masuk penjara, karena saat ini pemimpin (pusat dan daerah) masuk penjara karena korupsi.
Menderita bisa dipahami sebagai kepekaan pemimpin terhadap penderitaan rakyatnya. Pemimpin seperti ini sensitif atas keluhan, suara hati, dan beratnya hidup yang ditanggung oleh rakyatnya.Dia membuat kebijakan bukan untuk menyingkirkan tapi memberikan jalan keluar yang memanusiakan. Adakah pemimpin seperti itu di negeri ini? Langka, tentu saja.
Tapi,semua sepakat Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) adalah pemimpin yang seperti itu.Jokowiseakanoasedi tengah krisis kepemimpinan di negeri ini. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menyadari bahwa jabatan yang diembannya sebagai milik rakyat. Karena itu, pada 2005, Jokowi yang baru dilantik menjadi Wali Kota Solo membentuk tim kecil untuk menyurvei keinginan warga Kota Solo.
Hasilnya: kebanyakan warga Solo ingin pedagang kaki lima yang memenuhi jalan dan taman di pusat kota disingkirkan. Keinginan warga Solo ini beralasan, sebab tiga wali kota sebelumnya angkat tangan menangani para pedagang kaki lima itu. Jokowi bingung, sementara para pedagang kaki lima juga warga Solo. Dia tidak ingin menempuh cara instan dengan mengerahkan Satpol PP untuk mengusir para pedagang kaki lima itu.
Tapi, dia berusaha meluluhkan hati para pedagang dengan strategi “diajak makan” bersama. Maklum,dia adalah seorang pengusaha eksportir mebel selama 18 tahun yang piawai melobi. Dia yakin,seperti halnya dalam bisnis, biasanya jamuan makan yang memuaskan akan disusul dengan tanda tangan kontrak yang bagus. Koordinator pedagang dari 989 pedagang di Banjarsari diundang makan siang di Loji Gandrung, rumah dinas wali kota.
Proses lobi Jokowi tidak selesai dalam satu malam tapi berkali-kali.Jokowi tidak lelah karena dia menyadari butuh waktu lama untuk meyakinkan para pedagang kaki lima bahwa caranya merelokasi baik untuk semua, baik untuk para pedagang kaki lima maupun masyarakat umum. Jokowi sampai harus melakukan “lobi meja makan” sampai 54 kali untuk mengutarakan niatnya bahwa para pedagang akan dipindahkan.
Para pedagang bersedia asal di tempat yang baru tidak kehilangan pembeli. Jokowi tidak menjamin, tapi dia membantu mengiklankan Pasar Klitikan,khusus dibangun untuk relokasi, selama empat bulan di televisi dan media lokal.Tidak hanya itu, Jokowi juga memperlebar jalan akses ke sana dan membuat trayek angkutan kota. Keberhasilan relokasi pertama pedagang kaki lima Banjarsari, memudahkan Jokowi memindahkan para pedagang kaki lima yang lain ke tempat yang layak tanpa merugikan mereka.
Dengan demikian, Jokowi benar-benar membuat kebijakan yang memenuhi keinginan semua warga Solo.Para pedagang dapat tetap berdagang dan warga yang lainnya dapat menikmati ruang terbuka hijau serta tata ruang kota Solo pun menjadibaikdanbersih. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menjaga semangat rakyatnya agar terus menyala. Dengan sepenuh hati,Jokowi mendukung mobil Kiat Esemka yang menggegerkan negeri ini.

Sementara para tokoh- tokoh lain menyepelekan, Jokowi tetap pada pendiriannya bahwa yang terpenting adalah kebanggaan pada hasil karya anak negeri. Dia mengendarai sendiri mobil Esemka ke Jakarta untuk diuji emisi. Tokoh lain yang sejak semula meragukan Esemka kembali menyindir Jokowi dengan menyebutnya mencari popularitas. Tapi,bagi Jokowi, itulah wujud dari komitmen dukungan terhadap karya anakanak SMK Solo.

Ketika Esemka tak lolos uji emisi, Jokowi kembali menunjukkan kualitasnya sebagai seorang pemimpin. Di hadapan anakanak SMK yang mungkin kecewa, Jokowi membesarkan hati mereka untuk tak putus asa. Itulah dua contoh bagaimana seorang Jokowi memimpin. Kepemimpinannya tentu saja harus menjadi pelajaran bagi para pemimpin yang lain.


Buku karya Zaenuddin HM ini memang tidak dimaksudkan sebagai biografi resmi Jokowi, namun dapat memberikan gambaran umum bagaimana sosok dan keteladanan Jokowi sebagai seorang pemimpin.Keberhasilan Jokowi memimpin dengan sendirinya mendapat pengakuan, baik oleh warga Solo maupun masyarakat Indonesia

1 komentar:

  1. hay bosku anda bingung mencari bandar togel
    yuk bergabung bersama kami di togel pelangi
    togel terbaik dan terpecaya 100% aman
    http://www.togelpelangi.com/

    BalasHapus