MENGENAL KEPEMIMPINAN JOKOWI
Negeri ini memerlukan gaya
kepemimpinan seperti Joko Widodo- Wali Kota Solo–yang menjadikan jabatannya
sebagai milik rakyat, sehingga segala kebijakannya untuk kebaikan rakyat.
”Memimpin adalah menderita,” demikian
slogan lama yang menjadi pegangan para pendiri bangsa ini. Mereka berkorban
harta dan benda, bahkan jiwa dan raga. Penjara menjadi tempat logis bagi
perjuangan mereka. Slogan itu tentu akan selalu relevan, dengan disesuaikan
dalam konteks kekinian. Menderita bukan berarti masuk penjara, karena saat ini
pemimpin (pusat dan daerah) masuk penjara karena korupsi.
Menderita bisa dipahami sebagai
kepekaan pemimpin terhadap penderitaan rakyatnya. Pemimpin seperti ini sensitif
atas keluhan, suara hati, dan beratnya hidup yang ditanggung oleh rakyatnya.Dia
membuat kebijakan bukan untuk menyingkirkan tapi memberikan jalan keluar yang
memanusiakan. Adakah pemimpin seperti itu di negeri ini? Langka, tentu saja.
Tapi,semua sepakat Wali Kota Solo
Joko Widodo (Jokowi) adalah pemimpin yang seperti itu.Jokowiseakanoasedi tengah
krisis kepemimpinan di negeri ini. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
menyadari bahwa jabatan yang diembannya sebagai milik rakyat. Karena itu, pada
2005, Jokowi yang baru dilantik menjadi Wali Kota Solo membentuk tim kecil
untuk menyurvei keinginan warga Kota Solo.
Hasilnya: kebanyakan warga Solo ingin
pedagang kaki lima yang memenuhi jalan dan taman di pusat kota disingkirkan.
Keinginan warga Solo ini beralasan, sebab tiga wali kota sebelumnya angkat
tangan menangani para pedagang kaki lima itu. Jokowi bingung, sementara para
pedagang kaki lima juga warga Solo. Dia tidak ingin menempuh cara instan dengan
mengerahkan Satpol PP untuk mengusir para pedagang kaki lima itu.
Tapi, dia berusaha meluluhkan hati
para pedagang dengan strategi “diajak makan” bersama. Maklum,dia adalah seorang
pengusaha eksportir mebel selama 18 tahun yang piawai melobi. Dia yakin,seperti
halnya dalam bisnis, biasanya jamuan makan yang memuaskan akan disusul dengan
tanda tangan kontrak yang bagus. Koordinator pedagang dari 989 pedagang di
Banjarsari diundang makan siang di Loji Gandrung, rumah dinas wali kota.
Proses lobi Jokowi tidak selesai
dalam satu malam tapi berkali-kali.Jokowi tidak lelah karena dia menyadari
butuh waktu lama untuk meyakinkan para pedagang kaki lima bahwa caranya
merelokasi baik untuk semua, baik untuk para pedagang kaki lima maupun
masyarakat umum. Jokowi sampai harus melakukan “lobi meja makan” sampai 54 kali
untuk mengutarakan niatnya bahwa para pedagang akan dipindahkan.
Para pedagang bersedia asal di tempat
yang baru tidak kehilangan pembeli. Jokowi tidak menjamin, tapi dia membantu
mengiklankan Pasar Klitikan,khusus dibangun untuk relokasi, selama empat bulan
di televisi dan media lokal.Tidak hanya itu, Jokowi juga memperlebar jalan
akses ke sana dan membuat trayek angkutan kota. Keberhasilan relokasi pertama
pedagang kaki lima Banjarsari, memudahkan Jokowi memindahkan para pedagang kaki
lima yang lain ke tempat yang layak tanpa merugikan mereka.
Dengan demikian, Jokowi benar-benar
membuat kebijakan yang memenuhi keinginan semua warga Solo.Para pedagang dapat
tetap berdagang dan warga yang lainnya dapat menikmati ruang terbuka hijau
serta tata ruang kota Solo pun menjadibaikdanbersih. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang menjaga semangat rakyatnya agar terus menyala. Dengan sepenuh
hati,Jokowi mendukung mobil Kiat Esemka yang menggegerkan negeri ini.
Sementara para tokoh- tokoh lain
menyepelekan, Jokowi tetap pada pendiriannya bahwa yang terpenting adalah
kebanggaan pada hasil karya anak negeri. Dia mengendarai sendiri mobil Esemka
ke Jakarta untuk diuji emisi. Tokoh lain yang sejak semula meragukan Esemka
kembali menyindir Jokowi dengan menyebutnya mencari popularitas. Tapi,bagi
Jokowi, itulah wujud dari komitmen dukungan terhadap karya anakanak SMK Solo.
Ketika Esemka tak lolos uji emisi,
Jokowi kembali menunjukkan kualitasnya sebagai seorang pemimpin. Di hadapan
anakanak SMK yang mungkin kecewa, Jokowi membesarkan hati mereka untuk tak
putus asa. Itulah dua contoh bagaimana seorang Jokowi memimpin. Kepemimpinannya
tentu saja harus menjadi pelajaran bagi para pemimpin yang lain.
Buku karya Zaenuddin HM ini memang
tidak dimaksudkan sebagai biografi resmi Jokowi, namun dapat memberikan
gambaran umum bagaimana sosok dan keteladanan Jokowi sebagai seorang
pemimpin.Keberhasilan Jokowi memimpin dengan sendirinya mendapat pengakuan,
baik oleh warga Solo maupun masyarakat Indonesia
hay bosku anda bingung mencari bandar togel
BalasHapusyuk bergabung bersama kami di togel pelangi
togel terbaik dan terpecaya 100% aman
http://www.togelpelangi.com/