Kamis, 17 Desember 2015

SOEKARNO DI MATA NEGARA ARAB SAUDI

SOEKARNO DIMATA NEGARA ARAB SAUDI

Padang Arafah tidak bisa dilepaskan dengan Syajarah Soekarno atau Pohon Soekarno. Pohon yang di Indonesia dikenal sebagai pohon mimba, pohon imba, atau pohon imbo itu kini kian rimbun menghijau.
Kementerian Agama Republik Indonesia melansir, pohon sejenis pohon mindi ini memang dibawa oleh presiden pertama RI itu saat melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Sebagai orang berpengaruh di kawasan Negara-negara nonblok Bung Karno dengan mudah menawarkan ide penanaman pohon ini kepada kalangan masyarakat arab yang dikenal keras dan teguh dalam berpendirian.
Tak cukup mengirimkan ribuan bibit pohon, Bung Karno juga mengirimkan ahli tanaman dari Indonesia untuk mengembangbiakan tanaman yang memang cocok tumbuh di daerah tandus ini. Kini tanaman ini tumbuh dengan rimbun di berbagai sudut kota Arab Saudi. Baik di Makkah, Madina, maupun Jeddah.
Khusus di kawasan padang arafah, pohon soekarno ini telah memenuhi sebagian besar kawasan dengan luas 5,5 × 3,5 kilometer persegi tersebut. Dengan tinggi rata-rata 2-3 meter, pohon ini berdiri di sepanjang jalan-jalan utama padang arafah. Pohon dengan banyak manfaat ini juga tumbuh di lokasi-lokasi yang akan ditempati tenda-tenda jamaah haji dari seluruh dunia untuk melaksanakan prosesi wukuf.
“Keberadaan pohon-pohon ini sangat membantu menguranggi suhu panas saat jamaah haji melaksanakan wukuf,” ujar Kepala Satuan Operasional (Kasatop) Arofah, Muzdalifa, dan Mina (Armina) Abu Haris Muntohar.

Abu Haris mengungkapkan Pemerintah Arab Saudi memang secara khusus memelihara keberadaan pohon soekarno ini. Di Arafah ada saluran air khusus yang ditanam dalam tanah untuk menyirami setiap batang pohon Soekarno.

PERAN PENTING AKAL DAN PENGETAHUAN

PERAN PENTING AKAL DAN PENGETAHUAN

Pandangan Tentang Akal
Akal, meskipun memiliki begitu banyak istilah-istilah khusus, secara umum dapat dibagi dalam dua realitas:
A. Akal teoritis
Akal ini, menurut sebuah istilah, hanya terkhusus untuk menganalisa dan mengkaji persoalan-persoalan yang bersifat teoritis, serta wilayah penilaian dan keputusan akal ini senantiasa berada pada aspek-aspek "ada" (keberadaan) atau "tiada" (ketiadaan). Dalam wilayah akal ini terdapat tiga tingkatan dan tahapan yang membentuk sebuah pemikiran teoritis pada seseorang, yaitu tahapan imajinasi, khayal, dan indera lahiriah. Hasil-hasil yang diperoleh dari akal ini adalah suatu kebenaran yang berkaitan dengan perkara-perkara eksistensial atau masalah-masalah kewujudan. Hal-hal yang dibahas di dalamnya misalnya, pembuktian tentang wujud Tuhan, penegasan keberadaan Nabi, urgensi eksistensi alam akhirat, dan yang semacamnya.
B. Akal praktis
Akal ini, menurut istilahnya, hanya menganalisa persoalan-persoalan praktis, dan wilayah penilaian serta keputusannya berada pada dimensi-dimensi "keharusan" (kemestian dan kewajiban) dan "larangan" (ketidakbolehan). Hasil-hasil yang dicapai dari akal ini adalah suatu kebenaran yang bersifat relatif atau hal-hal yang tidak terkait langsung dengan masalah-masalah eksistensial. Ranah dan domain pembahasannya misalnya berkaitan dengan hak-hak manusia seperti hak kebebasan, hak kepemilikan, hak tinggal, dan hak-hak lainnya. Potensi-potensi yang berada di bawah akal praktis ini antara lain adalah syahwat dan emosi, dan melalui kedua potensi inilah akan terbentuk berbagai tahapan-tahapan berbeda dari kehendak, iradah, dan keinginan.
Mungkin saja akal manusia akan berhenti dan terbatas pada tahapan-tahapan tertentu di atas, seperti dalam akal teoritis misalnya, terdapat kemungkinan bahwa pemikiran teoritis seseorang akan terbatas hanya pada tahapan imajinasi atau berhenti pada tahapan indera lahiriahnya saja. Dan bisa jadi pula, seseorang untuk membangun niat dan motivasi perilaku dirinya akan memanfatkan akal yang telah terwarnai oleh syahwat dan emosi. Pada tiap-tiap bentuk ini, meskipun adalah benar menyebutnya sebagai suatu bentuk tafakkur, berkontemplasi, dan berpikir, akan tetapi, pada hakikatnya akal baru bisa dikatakan mencapai suatu tahapan akal yang sempurna dan hakiki ketika akal teoritis tersebut telah mencapai pengetahuan yang universal dengan petunjuk, panduan, dan arahan imajinasi, khayal, dan indera lahiriah, atau akal praktis tersebut telah mampu melepaskan diri dari cengkeraman syahwat dan pengaruh emosi secara total dalam mengkontruksi dan mengatur motivasi-motivasi dan niat-niatnya.
Di sinilah sehingga para pemilik akal atau pemikir mampu menentukan langkah-langkah mendasar dan fundamental untuk mencapai tahapan akal murni dan meraih akal sempurna dengan cara menggunakannya secara maksimal pada aspek-aspek positif dalam kehidupan di alam ini dan melakukan proses penyelamatan dirinya dari segala bentuk penyimpangan, kesalahan, dan kekeliruan.
Perlu dikatakan bahwa pengetahuan dan makrifat teoritis adalah berbeda dengan akal teoritis, demikian juga, pengetahuan praktis adalah berbeda dengan akal praktis. Yang benar adalah bahwa akal teoritis bertanggung jawab atas segala pemikiran, baik hal tersebut bersifat pengetahuan teoritis ataupun pengetahuan praktis, sedangkan akal praktis bertanggungjawab atas segala bentuk motivasi, baik motivasi tersebut berhubungan erat dengan aspek-aspek keimanan dan hakikat-hakikat kebenaran ataupun berkaitan dengan pelaksanaan dan pengamalan hak-hak manusia yang bersifat relatif.
Kesalahan Sikap Mengasingkan Akal Dari Masalah Agama
Kesulitan pembahasan masalah ketuhanan secara rasional—sebagaimana telah disinggung—telah membuat sebagian orang menganggap kajian dalam masalah ini adalah kesia-siaan. Mereka menganggap sepatutnya energi, waktu, dan pikiran manusia dicurahkan untuk mengatasi hal-hal yang mungkin diatasi dan diharapkan memberi keberhasilan yang lebih besar daripada membahas masalah yang sulit dan tidak jelas hasilnya. Dengan kata lain, akal manusia tidak berkompeten dalam kajian ketuhanan.
Anggapan ini melahirkan tiga kelompok. Pertama, “para pembela akal”. Mereka menyatakan filsafat bertentangan dengan agama, dan keduanya bertentangan dengan ilmu yang bersandar pada indera dan pengalaman; bahwa fase mitologis, filsafat, dan agama, secara kronologis adalah fase-fase yang dilewati manusia—lalu mereka tinggalkan—setelah mencapai fase saintifik.
Kedua, “para pembela agama”. Mereka menyatakan agama menolak, membatalkan, dan tidak selaras dengan filsafat dan kajian rasional dalam masalah ketuhanan; sikap relijius tidak sama dengan sikap filosofis dan tujuan agama berbeda dengan tujuan filsafat.
Kelompok pertama menyebabkan “matinya metafisika” di dalam kajian filsafat Barat. Kelompok kedua menyebabkan redupnya “Ilmu Makrifatullah” di kalangan mayoritas dunia Islam. Dengan alasan menyelamatkan al-Quran dari perubahan dan penyelewengan, kelompok yang telah lama mendominasi pola pikir mayoritas umat Islam ini secara sengaja atau tidak telah mengasingkan pengajaran filsafat dan hikmah dari lembaga-lembaga Islam serta mengabaikan banyak sekali ayat al-Quran yang menyerukan nazhr, ta’aqqul, tadabbur, dan yang semacamnya.
Kedua kelompok tersebut boleh jadi “lebih baik” daripada kelompok ketiga, yaitu orang-orang yang menolak untuk menggerakkan akalnya untuk menjawab masalah ketuhanan semata-mata karena malas dan ingin hidup berleha-leha, atau karena mereka menyangka bahwa jika mereka “menemukan” Tuhan, berarti mereka masuk ke dalam “perangkap” aturan-Nya yang memberatkan dan mencegah mereka melakukan apa yang diinginkan.
Ustadz Mishbah al-Yazdi menyebut orang jenis ketiga ini sebagai orang yang lebih dungu daripada anak kecil yang menolak diajak berobat ke dokter lantaran takut meminum obat yang pahit. Ini terjadi karena anak itu belum dapat membedakan antara yang berguna dengan yang berbahaya. Sedangkan orang-orang dewasa dan berakal seharusnya sudah mampu membedakan hal tersebut serta mampu menimbang antara kenikmatan yang temporal dengan azab yang abadi.
Sedang mengenai anggapan orang yang menyerukan pengasingan akal dari pembahasan ketuhanan karena pembahasan ini sulit dan peluang mendapatkan hasilnya kecil, Ustadz Mishbah membantah dengan dua alasan. Pertama, harapan untuk mendapat jawaban dalam masalah ketuhanan sebenarnya tidak lebih kecil daripada harapan untuk mendapat jawaban dalam masalah ilmiah. Dalam masalah ilmiah pun, manusia baru menuai hasil puluhan, ratusan, bahkan ribuan tahun lamanya setelah para ilmuwan mengerahkan segala upaya mereka.
Kedua, nilai kemungkinan tidak diukur dengan kadar kemungkinan (qadr al-ihtimal)-nya saja, tapi juga dengan kadar yang dimungkinkan (qadr al-muhtamal)-nya. Contoh, jika kadar kemungkinan keberhasilan sebuah usaha hanya 5%, tapi kadar laba yang dimungkinkannya Rp 1.000, sedangkan kemungkinan keberhasilan usaha lain 10%, tapi labanya hanya Rp 100, maka usaha yang pertama lima kali lipat lebih menguntungkan daripada usaha yang kedua.
Dengan demikian, sikap kelompok-kelompok di atas terbukti salah. Karena ini, Allamah Thabathabai menegaskan bahwa pendapat-pendapat mereka tidak bernilai. “Para pembela akal” itu justru mencela akal karena mereka memenjara akal dengan rantai materi dan memasung pikiran dengan belenggu dunia fisik. Mereka enggan mengangkat pandangan dari kajian-kajian empirik dan tidak mau menanggalkan jubah dunia fisik walau sejenak, lalu langsung membuat putusan tentang dunia metafisika berdasarkan apa yang mereka tahu. Karena itu, putusan mereka tidak adil dan asumsi mereka tidak tepat.  Sedangkan “para pembela agama” mencela agama karena kesalahpahaman mereka terhadap filsafat. Mereka menyangka filsafat hanyalah sekumpulan perkataan sejumlah orang yang dikenal sebagai failasuf, ada yang dari bangsa Yunani dan ada yang bukan, ada yang mulhid dan ada yang bertakwa, ada yang kafir dan ada yang mukmin, ada yang mengakui Khalik dan ada yang menentang-Nya, ada yang benar dan ada yang salah. Mereka menganggap para pelajar filsafat hanyalah orang-orang yang ingin menyerupakan diri dengan para failasuf tersebut dan mempelajari pendapat mereka hanya untuk bertaklid kepada mereka.
Jika filsafat seperti itu, menurut Thabathabai, lebih baik ia tidak ada dan lebih baik bagi orang yang menghormati dirinya untuk tidak mengenalnya. Tapi filsafat sama sekali tidak seperti itu. Filsafat adalah kajian argumentatif untuk menemukan hakikat. Kajian ini tidak mungkin mengkultuskan para tokoh dan pendapat mereka, dan tidak mungkin menomorsatukan kesepakatan para ahli dan popularitas mereka. Pencarian kebenaran suatu masalah tidak mungkin dilakukan dengan mencukupi diri dengan pendapat orang-orang dalam masalah itu dan ketenangan jiwa berkat diperolehnya kebenaran tak mungkin diraih dengan bersandar kepada pendapat seseorang atau sekumpulan orang.
Urgensi Kajian Rasional Dalam Pandangan al-Quran
Setelah sikap mengasingkan akal dari pembahasan masalah ketuhanan jelas tidak dapat dipertahankan, sekarang mari kita melihat bagaimana Islam, terutama melalui sumber utama ajarannya, yaitu al-Quran, mendorong kajian rasional, baik secara umum maupun dalam pembahasan masalah ketuhanan. Seruan al-Quran untuk melakukan kajian rasional secara umum adalah seruan yang sangat jelas dan tidak dapat ditakwilkan. Al-Quran menjadikan kajian rasional sebagai faridhah diniyah dan fungsionalisasi akal sebagai faridhah ilahiyah. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari kewajiban ini dan ia akan dihisab di akhirat mengenai seberapa baik atau buruk ia menggunakan akal.

Fakta pertama dari al-Quran adalah banyaknya penyebutan kata akal. Al-Quran memang tidak menyebut kata ini dalam bentuk mashdar, melainkan dalam bentuk derivasinya sebagai fi’l (mâdhi maupun mudhâri) sebanyak 49 kali, yaitu ‘aqalûhu, na’qilu, dan ya’qiluhâ masing-masing sebanyak satu kali; ya’qilûn 22 kali; dan ta’qilûn 24 kali. Tapi, al-Quran menyebut sinonim-sinonim akal dalam bentuk mashdar, seperti lubb dan jamaknya albâb, hilm dan jamaknya ahlâm, juga kata hijr, nuhâ, qalb, dan fuâd, di samping banyak sekali ayat yang menyebut fungsi-fungsi akal.
Ayat-ayat tersebut dapat dimasukkan ke dalam 5 kategori: (1) Yang memotivasi penggunaan akal sebagai kemampuan fitriah, (2) Yang menunjukkan fungsi akal seperti nazhr, tabashshur, tadabbur, tafakkur, i’tibâr, tafaqquh, dan tadzakkur, (3) Yang memuji para pemilik akal yang cerdas yang menggunakan akal bukan untuk tidak berbuat jahat saja, tapi hingga mencapai derajat memiliki ilmu yang mendalam tentang perbedaan antara yang baik dengan yang paling baik, (4) Yang mencela orang-orang yang menelantarkan dan tidak memfungsikan akal, (5) Yang menunjukkan sinonim-sinonim akal.
Fakta kedua seputar perhatian al-Quran terhadap kajian rasional secara umum terlihat pada perhatiannya yang sangat besar terhadap buah penggunaan akal, yaitu ilmu pengetahuan. Ini dapat dilihat dari banyaknya kata ‘ilm dan derivasinya di dalam al-Quran, hingga 900 kali. Bahkan, ayat yang pertama turun pun berkaitan dengan ilmu. Ini menunjukkan tingginya posisi dan eratnya relasi ilmu dengan agama. Pujian terhadap ilmu, penghormatan terhadap ulama, dan penjelasan tentang instrumen, metode, dan derajat ilmu yang diberikan al-Quran tidak akan didapati bandingannya di dalam kitab-kitab apa pun sebelumnya.
Masih banyak fakta lain mengenai posisi akal di dalam al-Quran. Tapi, yang paling penting dalam tulisan ini adalah fakta-fakta yang berkaitan dengan peran akal dalam menegaskan keberadaan hal-hal gaib, terutama wujud Allah dan ke-Esaan-Nya. Iman kepada kegaiban merupakan sifat pertama orang beriman. Kegaiban yang dimaksud adalah segela sesuatu yang tidak dapat dipercayai kecuali dengan berita yang meyakinkan. Pertanyaan yang mencuat di sini adalah, adakah ruang bagi argumentasi rasional dalam mengafirmasi kegaiban? Jawabannya, pertama, untuk mengetahui apakah sebuah berita meyakinkan atau tidak, diperlukan bukti demonstratif ilmiah tentang sumbernya, sehingga berita itu sendiri menjadi bukti ilmiah yang pasti.
Kedua, Al-Quran tidak menjadikan penetapan wujud Allah sebagai wacana asasi karena hal ini sudah merupakan fitrah manusia dan langsung berfokus pada penetapan ke-Esaan-Nya. Tapi, untuk menegaskan keberadaan Allah, al-Quran mengungkap dua bukti sangat empirik-rasional. Pertama, bukti penciptaan (dalîl al-khalq), yaitu penetapan wujud Allah melalui perbuatan-Nya yang tidak dapat dilakukan oleh selain-Nya, yaitu penciptaan. Kedua, bukti pemeliharaan (dalîl al-‘inâyah), yaitu penetapan wujud Allah dengan mengarahkan akal pada kecermatan dan keteraturan sistem alam semesta.
Untuk menetapkan ke-Esa-an Allah, al-Quran pun menggunakan metode dan dalil-dalil rasional yang menjamin akal dan hati mencapai kebenaran. Begitu juga dalam membantah pendapat kelompok-kelompok yang tidak mempercayai tauhid, yaitu kaum musyrik dan Ahlul Kitab. Begitu juga yang dilakukan al-Quran dalam menetapkan kenabian Muhammad SAW dan menetapkan kebangkitan dan balasan bagi manusia di akhirat.
Dengan melihat data-data dari al-Quran tersebut, tak dapat diragukan lagi bahwa akal diberikan tempat yang sangat luas dalam pembahasan masalah kegaiban. Dan dengan demikian, tidak ada lagi alasan bagi “para pembela agama” untuk mengasingkan agama dari akal.
Keselarasan akal dan filsafat dalam masalah ketuhanan
Mengasingkan agama dari filsafat adalah salah, begitu juga mengasingkan akal dari agama. Bahkan, menurut Thabathabai, sikap ini adalah kezaliman yang besar. Sebab, agama tidak lain dari sekumpulan pengetahuan i’tikadi ilahi yang disebut ushuluddin, serta pengetahuan fiqih dan akhlak yang disebut furu’uddin. Para nabi adalah orang-orang yang membimbing manusia kepada kehidupan yang utama dan kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan hakiki adalah seseorang mencapai pengetahuan hakiki dengan instrumen yang dianugerahkan Allah kepadanya dan merupakan bagian keberadaannya, lalu melangkah dalam kehidupan praktis secara “adil” dan “istiqamah”. Para nabi tidak mungkin melakukan bimbingan ini jika mereka mengabaikan pembuktian rasional dan dalil-dalil demonstratif.
Nabi tidak mungkin menyuruh manusia untuk taat kepadanya tanpa bukti, atau meminta mereka melangkah di belakangnya tanpa dalil yang masuk akal, karena ini bertentangan dengan watak manusia dan tidak selaras dengan struktur keberadaan dan asal penciptaan mereka. Selain itu, meskipun nabi menerima pengetahuan dan prinsip-prinsip dakwah dari sumber gaib, yaitu wahyu, tapi sejatinya tidak ada perbedaan antara seruan nabi kepada kebenaran dengan upaya manusia berdasarkan fitrahnya untuk meraih pengetahuan ketuhanan. Sebab, meskipun para nabi telah mencapai ufuq pengetahuan yang paling tinggi, namun kemudian mereka turun kepada level pemahaman manusia. Nabi saw bersabda, “Kami sekalian nabi diperintah untuk berbicara kepada manusia sesuai dengan kadar akal mereka.”
Nabi tidak mungkin membawa manusia kepada sesuatu yang tidak masuk akal dan menuntun mereka layaknya menuntun binatang. Sebaliknya, jika ia berbicara dengan mereka, maka ia berbicara dengan apa yang mereka pahami. Ringkasnya, agama tidak menyeru manusia kecuali untuk mencari hakikat-hakikat ilahi dengan kemampuan rasional yang ditanamkan pada dirinya, dan inilah yang disebut dengan filsafat ketuhanan.
Lebih lanjut lagi, Thabathabai mengatakan bahwa filsafat ketuhanan Islam adalah filsafat dalam bentuknya yang sempurna. Manusia telah dan akan terus menjadi makhluk yang mencintai wujud eksternal. Pembenarannya akan keberadaan wujud eksternal ini memaksanya untuk memisah dan memiliah antara yang hak dengan yang batil, yang benar dengan yang salah, yang nyata dari yang tidak nyata, lalu memegang yang nyata dan berpaling dari yang tidak nyata. Hal ini ia lakukan dalam seluruh aspek kehidupannya. Kemudian, kemampuannya untuk menggeneralisasi membuatnya meluaskan kajian untuk membahas wujud itu sendiri dengan berbagai karakteristik, jenis, dan sifatnya dari segi yang paling umum. Ia pun berpikir tentang tema-tema seperti illah dan ma’lûl, imkân dan wujûb, quwwah dan fi’l, qidam dan hudûts. Upayanya dalam mencari kebenaran inilah yang disebut dengan filsafat.
Kajian-kajian ini mengingatkan manusia untuk beralih dari kajian di dunia fisika kepada kajian di dunia metafisika. Ketika ia mencari asal muasal wujud, ia menyadari bahwa dunia materi tidak dapat berada dengan dirinya sendiri, atau membutuhkan kepada Yang Lain yang keberadaan-Nya tidak tergantung kepada yang lain lagi. Inilah Filsafat Ketuhanan. Kajian ini sebenarnya termasuk dalam filsafat umum, tapi karena urgensinya melebihi kajian dalam tema-tema lain, dan konklusi yang dihasilkannya—yaitu tauhid—akan mempengaruhi kajian dalam semua tema lain tersebut tanpa kecuali. Konklusi ini mengubah tema-tema filsafat dari kondisi tercerai-berai menjadi terintegrasi, terkait, dan tersistematisasi.
Filsafat ketuhanan ini terus berkembang, mulai dari India, Mesir Kuno, Babilonia, Romawi, dan Yunani, hingga disempurnakan oleh Islam. Islam adalah penyempurna filsafat ketuhanan bukanlah klaim kosong atau pujian emosional. Ini dapat diperiksa dengan memeriksa, mengkaji, dan mempelajari ajaran-ajaran Islam. Tidak diragukan lagi bahwa setiap peneliti yang jujur dan kapabel untuk mengakses sumber akan melihat bahwa Filsafat Ketuhanan Islam telah membawa kajian ini ke level paling umum sehingga semua wujud tercakup di dalamnya, lalu membawanya kembali ke dalam kehidupan nyata manusia untuk mengatur seluruh aspek etis dan praktisnya.
Thabathabai mengatakan, “Islam telah membawa filsafat ketuhanan ke puncak kesempurnaan yang dapat dibayangkan, karena segala sesuatu yang diajarkannya bersifat mengalirkan hukum lahut ke dalam setiap ilmu dan amal.” Sebab, manusia, berdasarkan struktur penciptaannya, melangkah untuk meraih ilmu pengetahuan yang dibutuhkan jasmani dan rohaninya. Ia tidak butuh sesuatu yang tidak berkaitan dengan perbuatannya. Aspek ini sangat jelas jika kita membandingkan bangsa-bangsa beradab modern dengan umat Islam. Bangsa-bangsa beradab itu telah memisahkan antara filsafat ketuhanan dengan perbuatan, sehingga undang-undang dan hukum-hukum praktis mereka terpisah sama sekali dari agama, sehingga banyak orang pintar di kalangan mereka sama sekali tidak paham masalah filsafat ketuhanan yang sangat sederhana. Ini berbeda dengan seorang muslim yang baik. Allah SWT pasti memiliki tempat dalam setiap duduk dan berdirinya, tidur dan terjaganya, hidup dan matinya, serta zahir dan batin kepribadiannya.
Korelasi Agama dan Akal
Antara agama dan akal terdapat hubungan dua arah dimana hubungan ini berada dalam bentuk yang sedemikian eratnya sehingga mustahil membayangkan adanya pemisahan di antara keduanya. Makna hubungannya bisa dijabarkan dalam bentuk yang lain.
Agama dari satu sisi telah menjelaskan urgensi akal dalam dua dimensi teoritis dan praktis, misalnya dalam salah satu ayat-Nya Allah Swt berfirman, "Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah senantiasa turun di antara keduanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu." (QS. ath-Thalaq: 12)
Berdasarkan ayat ini, tujuan penciptaan seluruh langit adalah keberilmuan seluruh manusia, dan karena akal teoritis memegang tanggungjawab dalam pemikiran dan tafakkur, maka menjadi jelaslah bahwa hasil-hasil pemikiran yang berangkat dari penciptaan keseluruhan langit dan alam, sangat bergantung pada akal teoritis ini, dan manusia ketika meraih tujuan hakiki penciptaan alam, maka niscaya dia telah berhasil memanfaatkan dan menggunakan secara maksimal potensi akalnya dan juga dengan perantaraan akal teoritis inilah manusia akan mampu menyingkap berbagai hakikat-hakikat alam dan menambah luas pengetahuan-pengetahuan teoritisnya.
Demikian juga, dalam salah satu ayat-Nya, Allah Swt menjelaskan tentang urgensi akal praktis sebagai berikut, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. adh-Dhariyat). Allah Swt dalam ayat ini menganggap bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia adalah ibadah dan penghambaan. Dari satu sisi, ibadah dan penghambaan berada dalam cakupan motivasi-motivasi yang benar dan hal ini tidak akan terwujud tanpa memanfaatkan akal praktis, dengan artian bahwa jika manusia tidak mampu menciptakan motivasi-motivasi yang benar dan bernilai dalam dirinya dan ia tidak mampu menentukan tujuan mulia untuk segala perbuatannya sendiri di alam materi, maka makna yang benar dan tepat dari aspek penghambaan dan ubudiyahnya ini tidak akan pernah dia temukan.
Dari sini, bisa dikatakan bahwa kesadaran tentang kebertujuan penciptaan alam dan makhluk tersebut juga merupakan hasil dari akal praktis. Dan tanpa adanya akal praktis ini, manusia tidak akan memiliki kemampuan untuk menciptakan motivasi-motivasi yang tepat, ibadah-ibadah yang lurus, dan penghambaan yang benar, dengan demikian tanpa adanya akal praktis, manusia akan terhalang dalam pencapaian tujuan hakiki penciptaannya.
Tentunya tidak tepat jika kita berkesimpulan bahwa apabila akal teoritis dan akal praktis adalah tujuan penciptaan itu sendiri, karena hal ini akan memunculkan adanya pertentangan dan kontradiksi, dengan demikian penyimpulan ini tidaklah benar karena tiap-tiap dari dua jenis akal ini dalam batasannya masing-masing memiliki peran yang riil dan hakiki, dan dua realitas yang sama-sama hakiki tidak akan pernah saling bertolak belakang dan saling menafikan satu sama lain. Dari sisi lainnya, agama di samping menyebutkan tentang nilai penting akal, juga mengajarkan tentang arah dan alur berpikir yang benar serta metodologi yang benar dalam memilih motivasi-motivasi, berarti dengan demikian, agama tidak akan meninggalkan dan melepaskan akal secara sendirian, melainkan dia akan membimbing akal untuk memperoleh hakikat-hakikat dan pengetahuan-pengetetahuan dengan menjelaskan berbagai metode dan cara-cara yang benar.
Setelah memperhatikan sebuah sisi dari suatu pemikiran, memberikan perhatian pada arah lainnya pun merupakan suatu hal yang sangat penting dan berharga. Pada sisi ini, nilai-nilai akal dan pemikiran tersebut telah dikenali melalui argumen-argumen yang kokoh dari sudut pandang agama. Penegasan nilaia-nilai ini akan terbukti dengan memperhatikan empat hal berikut ini:
1. Tolok ukur dan ruang lingkup syariat adalah hukum Tuhan;
2. Satu-satunya sumber hukum Tuhan adalah kehendak Tuhan;
3. Dalil-dalil syar'i hanyalah penyingkap dari kehendak Tuhan;
4. Dalil-dalil syar'i terbagi dalam dua kelompok yaitu aqli (rasio dan akal) dan naqli (teks-teks keagamaan), dan yang dimaksud dengan dalil naqli (tekstual) adalah kitab suci atau sunnah Nabi dan sunnah para Imam Ahlulbait Nabi. Konklusi yang bisa diambil dari keempat poin di atas adalah bahwa akal -sebagaimana halnya teks-teks keagamaan seperti kitab suci dan hadis-hadis (baik yang diriwayatkan secara tunggal maupun mutawatir), ijma' para ulama, dan yang sejenisnya- juga memiliki keistimewaan dan berperan sebagai hujjah, dalil, penjelas, dan penyingkap dari kehendak dan hukum Tuhan. Oleh karena itu, akal murni juga merupakan hujjah Tuhan dan sepadan dengan teks-teks agama yang otentik. Dengan demikian, akal sama sekali tidak memiliki perbedaan sedikitpun dengan dalil-dalil syar'i lainnya (baca: teks-teks suci agama). Demikian juga menjadi jelaslah bahwa akal tidaklah bertolak belakang dan bertentangan dengan agama serta tidak terpisah dari agama itu sendiri. Bahkan inti, pesan, dan kandungan ajaran agama itu sendiri adalah dibentuk oleh nilai-nilai aqli (rasional dan akal) dan naqli (teks-teks agama). Jadi yang terkadang bertentangan dan bertolak belakang secara lahiriah adalah akal dan teks-teks suci agama, bukan akal dan agama.
Sekarang apabila kita dengan seksama meneliti hubungan akal dan agama serta ketidakterpisahan zona-zona riil mereka, maka sangat jelaslah bagi kita akan ketidakbenaran konsep dan gagasan Sekuarisme yang memisahkan antara zona-zona akal dan agama, dan tidak bisa lagi dikatakan bahwa agama itu hanya berhubungan dengan Tuhan sebagai penentu hukum-hukum agama (syariat) dan akal tidak ada kaitannya dengan agama, karena pada dasarnya keduanya telah mendapatkan penegasan dari Tuhan dengan tanpa adanya sedikitpun pembedaan.
Dengan kata lain, sebagaimana halnya teks-teks yang otentik dan valid merupakan hujjah Tuhan, maka akal murni pun merupakan hujjah Tuhan, dan kandungan yang berada di dalamnya –dalam bentuk apapun itu– baik kandungannya yang berupa hukum-hukum fikih dan rukun-rukun keimanan (mulai dari konsep ketuhanan, keadilan Tuhan, kenabian, Imamah, dan eskatologi) adalah tidak memiliki perbedaan sama sekali dengan kandungan-kandungan yang bersumber langsung dari teks-teks suci agama. Oleh karena itu, dalam semua persoalan keagamaan, hukum-hukum yang terambil dari teks-teks hadis dan al-Quran adalah tidak berbeda dengan hasil-hasil yang diperoleh dari argumentasi akal.
Di sini kami akan mengingatkan beberapa poin:
1. Posisi akal berada dalam posisinya yang berhadapan dengan teks-teks suci agama (naqli), bukan berhadapan dengan agama itu sendiri. Dan merupakan sebuah tindakan yang tidak benar apabila kita menghadap-hadapkan akal dengan syariat (baca:agama), dan yang benar adalah membagi agama itu dalam dua kelompok, yakni argumen akal (aqli) dan teks-teks suci (naqli);
2. Keabsahan dan validitas akal memiliki syarat, sebagaimana halnya hujjiyah dan validitas teks-teks suci agama;
3. Akal bukanlah qiyas (baca: qiyas dalam hukum fikih), karena akal adalah hujjah sedangkan qiyas bukanlah hujjah.


NAMA SOEKARNO DI MATA NEGARA RUSIA

NAMA SOEKARNO DIMATA NEGARA RUSIA

Mesjid Biru Soekarno di St. Petersburgh
Di negeri komunis Uni Soviet, nama Soekarno sangat dikenal. Bukan hanya dianggap sebagai teman dalam Perang Dingin melawan poros Barat, namun juga sebagai presiden muslim yang memberikan “berkah” sebagian muslim di negeri palu arit. Semua berawal ketika sang presiden pada tahun 1955 silam, berkunjung ke kota terbesar kedua di Russia ini. Kala itu, Soekarno sedang menikmati indahnya kota St. Petersburg yang didirikan oleh Peter the Great pada abad 17. Dari dalam mobil itu, Soekarno sekelebatan melihat sebuah bangunan yang unik dan tidak ada duanya, yang kelak diketahuinya sebagai Mesjid yang telah dijadikan sebuah gudang senjata.
Setelah dua hari menikmati keindahan kota St. Petersburg yang saat itu masih bernama Leningrad, Soekarno terbang ke Moskow untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi guna membahas masa depan kerja sama bilateral dan berbagai posisi kunci dalam Perang Dingin yang terus memuncak. Dalam pertemuan itulah Soekarno melontarkan kekecewaannya pada penguasa tirai besi Soviet Nikita Kruschev, perihal mesjid indah yang dilihatnya. Seminggu setelah kunjungan usai. Sebuah kabar gembira datang dari pusat kekuasaan, Kremlin di Moskow. Seorang petinggi pemerintah setempat mengabarkan bahwa satu-satunya masjid di Leningrad yang telah menjadi gudang pasca revolusi Bolshevic tersebut bisa dibuka lagi untuk beribadah umat Islam, tanpa persyaratan apapun. Sang penyampai pesan juga tidak memberikan alasan secuilpun mengapa itu semua bisa terjadi. Tetapi, umat muslim hingga saat ini sangat berterima kasih dan meyakini bahwa Soekarno orang dibalik semua ini. Maka tak heran jika muslim di St. Petersburg menjuluki mesjid ini dengan Mesjid Biru Sukarno.


NAMA SOEKARNO DI MATA NEGARA PAKISTAN

NAMA SOEKARNO DIMATA NEGARA PAKISTAN

Pakistan begitu menghormati Bung Karno. Ada dua tempat di Pakistan yang dinamai dengan nama beliau yakni Soekarno Square Khyber Bazar di Peshawar, dan Soekarno Bazar, di Lahore. Penamaan Soekarno ini tidak lepas dari sepak terjang kedua negara. Pakistan sangat segan kepada sosok Bung Karno. Bahkan hingga kini kalangan militer Pakistan masih ingat jasa Bung Karno yang mengirim TNI AL berpatroli di laut selatan Pakistan saat konflik memanas antara Pakistan dan India di tahun 1965. Sebaliknya, pendiri Pakistan Quaid Azzam Ali Jinnah pernah meminta menahan seluruh pesawat Belanda yang singgah di Pakistan pada 1947, ketika Belanda ingin menyerang Indonesia. Ilustrasi (Sumber: biography.com) Pemerintah Indonesia juga menghargai jasa prajurit Pakistan, yang ketika itu ikut rombongan sekutu. Rombongan ratusan prajurit Pakistan itu tadinya diperintahkan menyerang Indonesia ketika sekutu sampai di Surabaya November 1945. Namun mereka berontak dan memilih berperang di sisi Indonesia. Dari total 600 tentara Pakistan, sebanyak 500 orang gugur di Surabaya. Pada Agustus 1995, Indonesia memberikan medali Indenpendece War Awards kepada tentara Pakistan ini.


NAMA SOEKARNO DI MATA MAROKO

NAMA SOEKARNO DIMATA MAROKO

Jika di Jakarta ada jalan bernama Casablanca, sebuah kota terkenal di Maroko, maka di Maroko juga terdapat nama-nama jalan berbau Indonesia. Tak tanggung-tanggung nama presiden pertama Indonesia, Soekarno, ‘dicatut’ menjadi nama jalan di Ibokota Maroko, Rabat. Rupa-rupanya Maroko terkesan dengan sosok Soekarno. Nama jalan tersebut diresmikan sendiri oleh Bung Karno bersama Raja Muhammad V saat kunjungan beliau ke Maroko pada 2 Mei 1960. Nama jalannya waktu itu: ‘sharia Al-Rais Ahmed Sukarno’ yang sekarang terkenal dengan nama Rue Suokarno. Jalan ini berdekatan dengan kantor pos pusat Maroko.
Dipilihnya nama Soekarno, karena Soekarno adalah pencetus Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun 1955. Nama tersebut dipilih sebagai penghargaan terhadap Presiden Soekarno. Seperti diketahui, hasil KAA saat ini mulai dirasakan oleh negara-negara peserta, termasuk Maroko sendiri. Sebagai bentuk persahabatan dua bangsa, di Jakarta pun kita temui ruas jalan dengan nama Jalan Casablanca.


NAMA SOEKARNO DI MATA NEGARA MESIR

NAMA SOEKARNO DI MATA NEGARA MESIR

Puncak harmonisnya hubungan RI – Mesir, terjadi ketika kedua negara ini dipimpin oleh Ir. Soekarno dari Indonesia dan Gammal Abdul Nasser dari Mesir. Untuk diketahui, Presiden Indonesia pertama dikenal di Mesir dengan nama Ahmad Soekarno.
Penambahan nama Ahmad dilakukan oleh para mahasiswa Indonesia di Mesir untuk memperkuat nuansa keislaman sehingga menarik perhatian masyarakat Mesir bahwa Presiden Indonesia beragama Islam, seragam dengan nama Wakil Presiden yang diawali nama Mohammad, lengkapnya Mohammad Hatta. Keduanya (Ahmad dan Muhammad) merupakan nama-nama Islami.
Tercatat, enam kali Soekarno menggunjungi negeri firaun ini.Selain itu, persahabatannya dengan Nasser dan aktifitas keduanya sebagai pemrakarsa di Konferensi Asia-Afrika, membuat nama Presiden Soekarno begitu harum di mata pemerintah dan rakyat Mesir, sehingga namanya diabadikan sebagai nama jalan di Mesir. Letaknya bersebelahan dengan Jalan Sudan, Daerah Kit-Kat Agouza Geiza. Jalan ini bisa dicapai dari kawasan mahasiswa di al-Hay al-Asyir (Sektor 10) Madinat al-Nashr (Nasr City) dengan menaiki bus hijau nomor 109 dan 167.
”Soekarno Tetap Eksis di Hati Rakyat Mesir”
KabarIndonesia – Siapa yang tidak mengenal sosok Soekarno? Beliau adalah Bapak Proklamator kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Secara lantang dan berani, enam puluh enam tahun yang lalu bersama Muhammad Hatta telah memproklamirkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Yang secara de-facto dan de-jure mengakhiri penjajahan Belanda atas bumi nusantara, yang telah berlangsung selama 350 tahun.
Sebagai Bapak Proklamator Bangsa, nama Soekarno sudah sangat membumi di nusantara ini. Segenap anak bangsa selalu mengidolakan sosok beliau, yang terkenal lantang, tegas dan berani. Sehingga nama besar Indonesia pun di era beliau menjadi buah bibir dunia, dan sangat diperhitungkan eksistensinya dalam percaturan politik internasional.
Keluwesan Soekarno dalam bergaul dengan berbagai pemimpin negara asing lainnya, kerap menuai decak kagum. Bahkan, kehadiran Soekarno di negara asing lainnya, selalu mendapat respon positif dari rakyat di negara yang bersangkutan. Hal ini tentu saja disebabkan oleh semangat persatuan, dan kesatuan yang selalu diusung menjadi misi utama pada setiap kunjungannya ke negara asing.
Di negara Mesir sendiri, nama Soekarno sangat dikenal oleh rakyat negara tersebut. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari eratnya hubungan Soekarno dengan Presiden Republik Arab Mesir Gamal Abdel Nasser pada waktu itu. Yang sama-sama menjadi tokoh lahirnya Konferensi Asia Afrika. Keeratan hubungan mereka juga ditandai, dengan banyaknya intensitas kunjungan Soekarno kenegara seribu menara itu.
Dalam catatan sejarah, Soekarno telah melakukan kunjungan kenegaraan ke negara piramida tersebut, sebanyak enam kali. Dengan membawa misi persatuan dan kerjasama antar bangsa. Tentu saja, secara tidak langsung peristiwa tersebut meninggalkan kesan dan pengaruh kepada rakyat Mesir, yang saat itu sangat menghormati dan mencintai presidennya Gamal Abdel Nasser. Sehingga secara otomatis, juga akan menghormati Soekarno sebagai sahabat karib Abdel Nasser.
Kesan positif rakyat Mesir terhadap Bapak Proklamator itu, terlihat sampai sekarang. Banyak rakyat Mesir memberi nama anak mereka dengan Ahmed Soekarno. Begitu juga, ada beberapa jalan di negara Mesir yang mengabadikan nama Soekarno. Yang salah satunya termasuk jalan protokol yang berada di Daerah Kit Kat Agouza, bersebelahan dengan Jalan Sudan.
Disamping itu, juga terdapat beberapa pejabat negara sungai Nil bernama Ahmed Soekarno. Diantaranya adalah seorang Dekan Fakultas Sastera Universitas Aswan bernama Profesor. Dr. Ahmed Sokarno Abdel Hafiz, yang saat itu kami jumpai tanpa sengaja ketika berlibur ke Propinsi Aswan. ia merasa sangat bangga memiliki kesamaan nama dengan Tokoh Proklamator Bangsa Indonesia itu, dan mengharapkan berkah Soekarno pun akan menghinggapi dirinya, ucapnya dengan sedikit canda.
Cikal bakal nama Ahmed di depan nama Soekarno, menurut catatan sejarah, nama tersebut dipopulerkan oleh mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir kala itu. Dengan tujuan, supaya perasaan keakraban dan kekeluargaan antara Mesir dan Indonesia semakin akrab, dengan membubuhkan nama Ahmed yang identik dengan nama seorang muslim.

Jika orang asing yang nun jauh diseberang benua sana, masih bangga dan setia dengan nama besar Soekarno Bapak Proklamator Bangsa Indonesia. bagaimana dengan kita sendiri sebagai bangsa Indonesia? Yang dengan jerih payah dan perjuangannya telah dapat merasakan nikmat kemerdekaan hingga saat ini. 

NAMA SOEKARNO DI MATA NEGARA KUBA

NAMA SOEKARNO DI MATA NEGARA KUBA

Tahun 2008 lalu, pemerintah Kuba menerbitkan perangko seri Bung Karno dengan Fidel Castro dan salah seorang pemimpin gerilya Kuba kelahiran Argentina, Che Guevara. Perangko bernilai historis dan patriotik itu, diterbitkan untuk mengenang hubungan diplomatik kedua negara, sekaligus berkenaan dengan perayaan HUT ke-80 Fidel Castro. Bung Karno mengunjungi Havana, Kuba, pada tanggal 9 hingga 14 Mei 1960. Ia menjadi kepala negara pemerintahan asing pertama yang mengunjungi Kuba setelah Revolusi 1959. Di bandara udara, Bung Karno yang dianggap ikut menginspirasi revolusi Kuba disambut oleh tokoh-tokoh penting Kuba selain Presiden Osvaldo Dorticos, Perdana Menteri Fidel Castro Ruz, dan Gubernur Bank Nasional Che Guevara juga Menteri Luar Negeri Dr. Raul Roa Garcia.


MENGAPA TIDAK PERCAYA ADANYA TUHAN ???

MENGAPA TIDAK PERCAYA ADANYA TUHAN ????

Pada suatu titik saya sadar bahwa semua klaaim tentang dunia supranatural ternyata bohong atau bisa dijelaskan secara ilmiah. Ilmuwan telah puluhan tahun mencari sekedar bukti keberadaan mahkluk supranatural apapun dan juga kemampuan supranatural apapun yang menunjukkan mahkluk supranatural itu ada. Klaim-klaim dukun yang bisa mamanggil roh, santet, ilmu terawang, telepati, dll tidak pernah terbukti sekedar memiliki kemampuan tersebut hingga detik ini. Segala klaim mengenai tenaga dalam, aura, claivoyance, pelet, santet, astral projection, dll tidak pernah terbukti keberadaannya meskipun pencarian telah dilakukan selama puluhan tahun di banyak negara yang banyak terdapat orang orang yang mengaku-ngaku memiliki kemampuan tersebut. Pada akhirnya saya sadar bahwa suatu kebohongan yang berkedok supranatural bisa dipercaya oleh jutaan orang yang tidak mau berfikir kritis dan ikut saja apa kata buku tua. Dari situlah saya mengkritisi banyak agama dan pada akhirnya mengkritisi agama saya sendiri. Ketika saya sadar bahwa segala kepercayaan saya terhadap entitas ghaib selama ini tidak didukung ooleh sedikitpun bukti dan menyadari bahwa agama hanyalah buatan manusia untuk mengontrol manusia dan alasan politik, serta banyaknya kejadian di dunia yang mendukung hal itu, saya tidak lagi percaya pada agama dan keberadaan/keperdulian Tuhan. Itulah titik dimana saya berfikir bahwa saya akan menjalani kehidupan yang baik, dengan meninggalkan ritual keagamaan.
Ada berbagai macam alasan yang membawa seseorang menjadi ateis. Pada awalnya tentu saja semua orang lahir tidak beragama ataupun menyembah Tuhan tertentu, yang kemudian menganut agama yang dianut orang tua mereka. Dalam perkembangannya banyak yang menyadari bahwa kepercayaannya yang dibawa sejak kecil ternyata tidak memenuhi bukti yang cukup untuk dianggap sebagai fakta, melainkan sebuah cerita yang terdengar sangat luar biasa sehingga seolah mampu memberikan segala jawaban mendasar tentang asal usul dan tujuan kehidupan. Para ateis pada umumnya adalah mereka yang peduli akan kebenaran dan mencarinya dengan mengedepankan objektifitas, menghindari asumsi, dan menarik kesimpulan yang paling logis. Dengan demikian mereka mampu menganalisa secara obyektif bagaimana hingga agama dan imajinasi manusia tentang Tuhan muncul.
Banyak bagian-bagian dalam ajaran agama yang tidak sreg dalam perasaan saya. Ajaran agama yang doktriner tidak sejalan dengan pikiran kritis saya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti ‘dari mana kita’, ‘siapa kita’, ‘ke mana kita’, ‘apakah baik dan buruk itu’ dan pertanyaan dasar lainnya saya melihat bahwa filsafat dan sains bisa memberikan penjelasan yang lebih memadai–sekalipun dengan kerendahan hatinya, sains dan filsafat mengakui bahwa jawaban yang disediakan sejauh ini tidak sempurna dan mungkin salah. Saya lebih ‘sreg’ dengan jawaban yang tidak sempurna dan mungkin salah tapi banyak membantu perikehidupan kita sehari-hari, daripada jawaban yang mengklaim dirinya sempurna, absolut, dan pasti benar selamanya, namun tidak banyak berguna sebetulnya bagi perikehidupan sehari-hari, bagi pengembangan pengetahuan & teknologi, bahkan bagi kita untuk menentukan apa yang baik dan buruk.
Semua bayi terlahir tidak percaya Tuhan. Sebagian pada saat tumbuh dewasa diajarkan/diindoktrinasi dengan ajaran agama (ortu beragama), sebagian lagi tidak (ortu tidak beragama). Bagi yang sudah diajari agama dan jadi beragama ada sebagian yang kembali tidak beragama karena berbagai sebab. Sebabnya bisa karena ragu melihat banyaknya agama berbagai versi, mempelajari sains dan skeptisisme kemudian skeptis terhadap agama (meragukan agama), atau pengalaman buruk dengan ajaran agama tertentu, dll. Ateisme bukanlah jalur yang dipilih, ateisme hanyalah a-teisme, dalam arti keadaan orang yang bukan teis, tidak percaya keberadaan Tuhan. Tidak lebih dari itu. Karena itu tentu orangnya sendiri bisa punya bermacam-macam pendapat dan kepercayan. Keberadaan Tuhan hanyalah hipotesa sementara manusia untuk menjelaskan fenomena yang mereka belum pahami. Ketika manusia tidak mampu memahami asal usul kehidupan dan alam semesta mereka berasumsi alam semesta diciptakan Tuhan.
Sama seperti ketika manusia belum mengerti terbentuknya petir, mereka berasumsi petir diciptakan dewa bernama Zeus.
Keberadaan Tuhan sendiri sejauh ini tidak meiliki bukti dan tidak bisa dideteksi keberadaannya dengan tolok ukur apapun. Ketidakpercayaan ateis tentang keberadaan Tuhan tidak hanya karena dia tidak bisa dilihat tapi juga karena faktor faktor lain. Tuhan tidak menjawab doa. Tuhan tidak memiliki signifikansi atas apa yang terjadi di dunia yang menunjukkan Dia ada. Tuhan bisa saja ada tapi secara jelas tidak mengintervensi apapun yang terjadi di bumi. Satu dan lain hal secara jelas menunjukkan bahwa meskipun Dia ada ataupun tidak, Dia tidak perlu disembah.
Ketidakpercayaan saya akan satu agama (yang teistik, at least) berangkat dari fakta bahwa tidak ada ide mengenai apapun yang sifatnya purely universal, kecuali hal-hal yang instinctive seperti keharusan manusia untuk makan-minum, bernapas, bertahan hidup, dlsb. Semua set nilai moral yang ada bersifat relatif, tergantung pada masyarakat dan adjustment macam apa yang perlu dilakukan anggota-anggotanya untuk me-maintenance kehidupan yang seimbang. Demikian juga agama, sebagai seperangkat sistem kepercayaan, sistem kebudayaan, dengan segala punishment & reward yang mengatur orang-orang yang hidup dibawah naungan nilai moral yang ditetapkannya. Seperti yang kita tahu, ada banyak ragam agama dan kepercayaan yang eksis di dunia ini dengan aturan-aturan yang berbeda dan tidak jarang saling mengklaim lebih benar dari satu sama lain. Ketidakseragaman tersebut, bagi saya, berarti agama tidak datang langsung dari Tuhan karena jika ya, Tuhan pasti punya kuasa untuk menyeragamkan itu. Kalaupun ada yang berbeda, seharusnya Dia bisa dengan mudahnya ‘mengembalikan ke jalan yang lurus’, so they say. Belum lagi banyaknya verses pada kitab suci yang dulu saya pelajari yang multitafsir, atau kasarnya ‘pasal karet’. Tidak sedikit aturan yang bisa saya kontekstualisasikan sesuka saya. Do you really think that God’s words are subjected to be challenged by His own creations? I don’t. Jika memang diturunkan langsung oleh Tuhan, menurut saya seharusnya setiap kalimat, setiap suruhan, setiap aturan adalah sempurna. Tidak bisa dan tidak perlu dikoreksi oleh manusia. Masalah satu selesai, dan selama bertahun-tahun agnostic lah saya meski masih cenderung teis.
Jika memang Tuhan ada dan se-maha kuasa itu, Dia bisa saja menanamkan ide yang serempak disetiap individu mengenai diri-Nya sejak individu-individu itu lahir. Semua orang akan punya ide yang sama tentang Tuhan dan orang-orang yang tidak percaya, seperti saya, bisa dengan mudah dibuat percaya. Selain itu, sifat-sifat Tuhan yang saya kenal selama ini terlalu MANUSIAWI (arrogant, gila hormat, avengeful, among other things) membuktikan sifat-sifat semua itu adalah dasar manusia–dan membuktikan bahwa Tuhan cuma konsep empiris di otak manusia alias sekedar imajinasi si manusia itu sendiri. And just that simple isnt it?


KENAPA AMERIKA TAKUT MENYERANG INDONESIA ???

KENAPA AMERIKA TAKUT MENYERANG INDONESIA???
Amerika dikenal sebaagai negara superpower alias negara adidaya di dunia. Hampir semua bidang Negeri Paman Sam ini selalu menjadi unggulan. Akan tetapi tahukah Anda bahwa Amerika ternyata segan dengan Bangsa kita Indonesia?. Amerika sangat berhati-hati dengan Indonesia, khususnya dengan militer Indonesia. Bagaimana bisa? Bukankah militer AS adalah militer terbaik di dunia?
Memang benar, militer AS termasuk dalam kategori militer terbaik karena didukung oleh kelengkapan militer yang canggih selain militer Inggris dan militer Israel. Ternyata kehebatan dan kekuatan militer Indonesia juga masuk ke dalam nominasi militer terbaik dunia. Hal ini membuktikan bahwa militer negara kita diperhitungkan sebagai kekuatan militer yang kuat di mata dunia. Sejak dulu, militer Indonesia memang sudah cukup populer di telinga dunia, khususnya di negara-negara adidaya. Terlebih saat Perang Dunia II meletus, dengan semangat perjuangan, militer kita beraksi menumpas penjajahan Jepang meski dengan peralatan perang yang tak secanggih militer Jepang. Kemudian saat NICA membonceng sekutu untuk merebut kembali Indonesia dari negaranya sendiri, dengan sisa-sisa semangat perjuangan 45, militer bersama-sama rakyat menggagalkan niat para penjajah ini.
Tak hanya itu saja, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa Amerika enggan ‘menyerang’ Indonesia. Berikut informasinya yang pasti akan membuat Anda rakyat Indonesia bangga dengan Tanah Air ini:
• Perang AS melawan Vietnam atau perang AS melawan Korea Utara adalah sejarah suram bagi AS karena militer AS begitu kuwalahan menghadapi para anggota militer Vietnam dan Korea Utara. Lantas, apa hubungannya dengan Indonesia? Memang tidak banyak yang tahu bahwa Indonesia disebut-sebut sebagai ‘guru’ Korea Utara dan Vietnam. Militer AS juga sering mengadakan latihan bersama/ latihan gabungan bersama beberapa kesatuan militer negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Dari momen latihan bersama ini, militer AS melihat bahwa militer Indonesia tak boleh dipandang sebelah mata.
• Terlepas dari kekuatan militernya, Negara Indonesia adalah negara yang besar dan kaya. AS mengakui bahwa Indonesia memiliki segalanya. Hanya saja SDM Indonesia masih belum mampu mengelola kekayaan Indonesia secara optimal. Jika suatu saat SDM Indonesia berhasil, kelak Indonesia akan menjadi negara paling maju di kawasan Asia mengalahkan Cina, Korea Selatan, dan Jepang.
• Konsep NONBLOK Indonesia juga ternyata sangat mempengaruhi posisi Indonesia sebagai negara yang disegani oleh AS. Banyak negara anggota NATO yang mengadakan kerjasama dengan Indonesia, terutama kerjasama di bidang militer, karena jika tidak NATO tidak akan mendapatkan posisi yang strategis di kawasan ASIA.
• Kopassus juga menjadi kekuatan militer Indonesia yang begitu dikagumi oleh AS. Kopassus Indonesia mampu menginfiltrasi dan menerobos kawasan negara lain tanpa sepengetahuan negara yang bersangkutan. Sebut saja ketika terjadi perang Vietnam, Kopassus Indonesia berhasil menerobos untuk menyelematkan para tahanan perang AS. Banyak negara yang berpendapat bahwa sesi latihan Kopassus Indonesia tergolong brutal. Namun ini kemudian menjadi kelebihan Kopassus di mana kekuatan fisik, mental, dan performa adalah 3 kunci penting dalam hal penilaian kualitas suatu kekuatan militer.
• Jikalaupun benar militer AS menyerang Negara Indonesia dengan menggunakan senjata nuklir, AS akan mengalami kerugian besar, terutama kerugian biaya. Mengapa? Biaya pasca perang nuklir akan sangat membengkak. AS perlu mempertimbangkan biaya pemulihan pasca pengeboman nuklir, biaya pengelolaan sumber daya alam Indonesia yang begitu melimpah, belum lagi biaya eksploitasi SDA yang terkena efek radiasi nuklir. Tak hanya itu saja, serangan AS ke Indonesia akan mengakibatkan dampak-dampak yang jauh lebih buruk bagi AS, misalnya saja akan terjadi perang agama antara Islam dan Kristen, Rusia , Cina, dan Korea Utara tak segan-segan luncurkan senjata nuklirnya untuk menyerang AS sebagai tindakan antisipasi mereka, masyarakat AS terkenal dengan budaya ‘takut mati’, jadi jikalaupun terjadi perang, rakyat AS enggan ikut andil dalam berperang, dan AS akan menjadi ‘target’ sebagian besar masyarakat dunia karena ada begitu banyak negara di dunia yang sakit hati dan dirugikan oleh AS.


KEKUATAN MILITER INDONESIA TERKUAT DI ASIA

KEKUATAN MILITER INDONESIA TERKUAT DI ASIA

Agar penilaian ini adil, kapabilitas sebuah negara mengembangkan dan memiliki persenjataan nuklir tidak menjadi faktor penilai. Semua penilaian menunjukkan kemampuan militer sebuah negara jika terjadi perang konvensional baik perang darat, udara, maupun laut.
Setelah melakukan analisis menggunakan 50 basis penilaian itu, GFP menentukan, untuk 2015, negara dengan militer terkuat di dunia masih dipegang Amerika Serikat, diikuti Rusia dan China di peringkat kedua dan ketiga.
Sementara itu, India dan Inggris menduduki peringkat keempat dan kelima negara-negara dunia dengan militer paling mumpuni. Negara Asia lain yang menduduki posisi 10 besar adalah Korea Selatan di peringkat ketujuh dan Jepang di peringkat kesembilan.
Lalu, di mana posisi Indonesia? Dengan 50 basis penilaian yang sangat ketat itu, GFP menempatkan Indonesia menjadi negara dengan militer terkuat ke-12 di dunia.
Posisi Indonesia ini tepat di bawah Israel (11) dan di atas Australia (13). Dengan posisi ini, Indonesia juga lebih kuat dibanding beberapa negara Eropa, seperti Polandia, Ceko, atau Denmark.
Arti lain dari posisi ke-12 ini berarti secara militer Indonesia merupakan negara paling kuat di Asia Tenggara. Negara terkuat kedua di Asia Tenggara ditempati Thailand yang secara global menempati peringkat ke-20, diikuti Vietnam (21), Singapura (26), Malaysia (35), Filipina (40), Myanmar (44), Kamboja (96), dan Laos (117). Sementara itu, lima negara dengan kekuatan militer terbawah dalam daftar ini adalah Libya, Zambia, Mali, Mozambik, dan Somalia.  


INDONESIA NEGARA TERKAYA YANG LUPUT DARI PERHATIAN DUNIA

INDONESIA NEGARA TERKAYA YANG LUPUT DARI PERHATIAN DUNIA

 Banyak sebenarnya yang tidak tahu dimanakah negara terkaya di planet bumi ini, ada yang mengatakan Amerika, ada juga yang mengatakan negera-negara di timur tengah.
Tidak salah sebenarnya, contohnya Amerika. Negara Super Power itu memiliki tingkat kemajuan teknologi yang hanya bisa disaingi segelintir negara, contoh lain lagi adalah negara-negara di Timur Tengah. Rata-rata negara yang tertutup gurun pasir dan cuaca yang menyengat itu mengandung jutaan barrel minyak yang siap untuk diolah. Tapi itu semua belum cukup untuk menyamai negara yang satu ini. Bahkan Amerika, negara-negara Timur Tengah serta Uni Eropa-pun tak mampu menyamainya. Dan inilah negara terkaya di planet bumi yang luput dari perhatian warga bumi lainya. warga negara ini pastilah bangga jika mereka tahu. Tapi sayangnya mereka tidak sadar "berdiri di atas berlian" langsung saja kita lihat profil negaranya.
Wooww... Apa yang terjadi? apakah penulis (saya) salah? Tapi dengan tegas saya nyatakan bahwa negara itulah sebagai negara terkaya di dunia. Tapi bukankah negara itu sedang dalam kondisi terpuruk? Hutang dimana-mana, kemiskinan, korupsi yang meraja lela, kondisi moral bangsa yang kian menurun serta masalah-masalah lain yang sedang menyelimuti negara itu. Baiklah mari kita urai semuanya satu persatu sehingga kita bisa melihat kekayaan negara ini sesungguhnya.
1. Negara ini punya pertambangan emas terbesar dengan kualitas emas terbaik di dunia. namanya PT Freeport.
Pertambangan ini telah menghasilkan 7,3 JUTA ton tembaga dan 724,7 JUTA ton emas. saya (penulis= suranegara) mencoba meng-Uangkan jumlah tersebut dengan harga per gram emas sekarang, saya anggap Rp. 300.000. dikali 724,7 JUTA ton emas/ 724.700.000.000.000 Gram dikali Rp 300.000. = Rp.217.410.000.000.000.000.000 Rupiah!!!!! ada yang bisa bantu saya cara baca nilai tersebut? Itu hanya emas belum lagi tembaga serta bahan mineral lain-nya. Lalu siapa yang mengelola pertambangan ini? bukan negara ini tapi AMERIKA! Prosentasenya adalah 1% untuk negara pemilik tanah dan 99% untuk amerika sebagai negara yang memiliki teknologi untuk melakukan pertambangan disana. Bahkan ketika emas dan tembaga disana mulai menipis ternyata dibawah lapisan emas dan tembaga tepatnya di kedalaman 400 meter ditemukan kandungan mineral yang harganya 100 kali lebih mahal dari pada emas, ya.. dialah URANIUM! bahan baku pembuatan bahan bakar nuklir itu ditemukan disana. Belum jelas jumlah kandungan uranium yang ditemukan disana, tapi kabar terakhir yang beredar menurut para ahli kandungan uranium disana cukup untuk membuat pembangkit listrik Nuklir dengan tenaga yang dapat menerangi seluruh bumi hanya dengan kandungan uranium disana. Freeport banyak berjasa bagi segelintir pejabat negeri ini, para jenderal dan juga para politisi busuk, yang bisa menikmati hidup dengan bergelimang harta dengan memiskinkan bangsa ini. Mereka ini tidak lebih baik daripada seekor lintah!
2. Negara ini punya cadangan gas alam TERBESAR DI DUNIA! tepatnya di Blok Natuna.
Berapa kandungan gas di blok natuna? Blok Natuna D Alpha memiliki cadangan gas hingga 202 TRILIUN kaki kubik!! dan masih banyak Blok-Blok penghasil tambang dan minyak seperti Blok Cepu dll. DIKELOLA SIAPA? EXXON MOBIL! dibantu sama Pertamina.
3. Negara ini punya Hutan Tropis terbesar di dunia. hutan tropis ini memiliki luas 39.549.447 Hektar, dengan keanekaragaman hayati dan plasmanutfah terlengkap di dunia. 
Letaknya di pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Sebenarnya jika negara ini menginginkan kiamat sangat mudah saja buat mereka. Tebang saja semua pohon di hutan itu maka bumi pasti kiamat. Karena bumi ini sangat tergantung sekali dengan hutan tropis ini untuk menjaga keseimbangan iklim karena hutan hujan amazon tak cukup kuat untuk menyeimbangkan iklim bumi.  Dan sekarang mereka sedikit demi sedikit telah menghancurkanya hanya untuk segelintir orang yang punya uang untuk perkebunan dan lapangan Golf. Sungguh sangat ironis sekali.
4. Negara ini punya Lautan terluas di dunia. dikelilingi dua samudra, yaitu Pasific dan Hindia hingga tidak heran memiliki jutaan spesies ikan yang tidak dimiliki negara lain.
Saking kaya-nya laut negara ini sampai-sampai negara lain pun ikut memanen ikan di lautan negara ini.
5. Negara ini punya jumlah penduduk terbesar ke 4 didunia.
Bengan jumlah penduduk segitu harusnya banyak orang-orang pintar yang telah dihasilkan negara ini, tapi pemerintah menelantarkan mereka-mereka. Sebagai sifat manusia yang ingin bertahan hidup tentu saja mereka ingin di hargai. Jalan lainya adalah keluar dari negara ini dan memilih membela negara lain yang bisa menganggap mereka dengan nilai yang pantas.
6. Negara ini memiliki tanah yang sangat subur. karena memiliki banyak gunung berapi yang aktif menjadikan tanah di negara ini sangat subur terlebih lagi negara ini dilintasi garis katulistiwa yang banyak terdapat sinar matahari dan hujan.
Jika dibandingkan dengan negara-negara timur tengah yang memiliki minyak yang sangat melimpah negara ini tentu saja jauh lebih kaya. Coba kita semua bayangkan karena hasil mineral itu tak bisa diperbaharui dengan cepat. dan ketika seluruh minyak mereka telah habis maka mereka akan menjadi negara yang miskin karena mereka tidak memiliki tanah sesubur negara ini yang bisa ditanami apapun juga. bahkan tongkat kayu dan batu jadi tanaman.
7. Negara ini punya pemandangan yang sangat eksotis dan lagi-lagi tak ada negara yang bisa menyamainya. dari puncak gunung hingga ke dasar laut bisa kita temui di negara ini.
Negara ini sangat amat kaya sekali, tak ada bangsa atau negara lain sekayaINDONESIA! tapi apa yang terjadi?
Dialah INDONESIA......!!! 
Untuk EXXON MOBIL OIL, FREEPORT, SHELL, PETRONAS dan semua PEJABAT NEGARA yang menjual kekayaan Bangsa untuk keuntungan negara asing, diucapkan TERIMA KASIH.


INDONESIA DIMATA NEGARA TETANGGA

INDONESIA DIMATA NEGARA TETANGGA
Kini muncul keinginan baru dari intelektual Australia, agar negara Kangguru itu itu lebih hati-hati dalam mengelola hubungan dengan Indonesia. Bahkan, pada Selasa (22/5/2012) Prof Hugh White dari Australian National University (ANU) menyerukan adanya sebuah pemikirkan radikal atas kebijakan Australia terhadap Indonesia.
Pasalnya selama ini, kebijakan luar negeri Australia terhadap Indonesia, gagal untuk memperhitungkan fakta bahwa Indonesia akan menjadi negara besar baru dalam beberapa dasawarsa mendatang, yang bisa berpotensi menjadi sekutu yang baik atau musuh berbahaya.
Menurut mantan Sekretaris Departemen Pertahanan Australia ini, negaranya masih memandang Indonesia sebagai negara yang jauh lebih miskin dan lebih lemah daripada Australia sendiri. Padahal sekarang hal itu tidak benar dan itu tidak akan menjadi kenyataan di masa depan.
Apalagi, beberapa proyeksi menunjukkan bahwa Indonesia dalam beberapa dekade mendatang akan memiliki kemampuan ekonomi terbesar keempat di dunia. Bahkan sebuah proyeksi yang lebih konservatif menyatakan, ekonomi Indonesia akan lebih besar dua atau tiga kali dibandingkan Australia dalam waktu 20 atau 30 tahun dan kurun waktu itu sudah tidak lama lagi.
Karena itu, Australia perlu berhenti berpikir tentang Indonesia sebagai tetangga miskin yang lemah dan mulai mencoba membangun hubungan bahwa negara tetangganya itu adalah sebuah negara kuat, kaya, dan sangat penting untuk keamanan Australia, serta sangat penting untuk melibatkan Australia yang lebih luas dengan Asia.
“Australia selama ini tidak tepat mengelola hubungan dengan Indonesia, yang berkutat pada masalah-masalah di orde ketiga, seperti halnya dengan masalah penyelundupan manusia yang memang sangat penting bagi Australia, tapi tidak demikikan dengan Indonesia,” begitu kata Hugh.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki peran penting di wilayah ini di masa depan. Diplomasi Australia dan Indonesia seharusnya menyentuh posisi strategis Indonesia yang akan berkembang di Asia.
Australia sesungguhnya memiliki kesalahan persepsi terkait Indonesia. Hal ini terjadi karena kecelakaan strategi geografi Australia. Negara tetangga Indonesia ini, hingga sekarang menganggap semua negara tetangganya, adalah lebih miskin dan lebih lemah.
Tapi fakta baru muncul bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Australia, negara ini akan memiliki tetangga yang lebih kaya dan kuat daripada Australia sendiri. Sedangkan Australia sesungguhnya tidak tahu bagaimana seharusnya berhubungan dengan tetangga seperti itu.
Fakta ini akan membawa risiko lebih besar bila Ausralia memiliki hubungan buruk dengan Indonesia. Tapi sebaliknya akan menjadi aset potensial yang lebih besar jika Australia menyelaraskan kepentingannya dengan Indonesia dan bekerja lebih erat.
Karena itu, Australia sebaiknya membangun hubungan dengan Indonesia yang dapat sepenuhnya meminimalkan risiko ancaman. Itu berarti Australia harus memposisikan Indonesia pada posisi sama dan harus bersedia menghargai perbedaan pendapat di antara kedua negara.
Bagi Australia untuk waktu yang lama, keamanan negara ini tergantung antara lain pada kenyataan bahwa tidak ada negara tetangga yang punya angkatan bersenjata cukup besar yang menjadikan masalah bagi Australia.

Namun di masa depan, angkatan udara dan angkatan laut Indonesia akan tumbuh, jadi Australia akan menghadapi risiko hubungan strategis secara signifikan lebih berbahaya dengan Indonesia jika terlibat konflik. Karena itu sangat penting bagi Australia untuk mengelola hubungan dengan Indonesia secara hati-hati.

IMPIAN INDONESIA MENJADI NEGARA MAJU

IMPIAN INDONESIA MENJADI NEGARA MAJU

Menjadi negara maju tentu impian setiap negara di belahan dunia. Ada banyak kebahagiaan yang di dapat seluruh unsur dalam negara itu, baik pemerintah maupun rakyatnya. Bahagia karena terlepas dari belenggu kemiskinan, kebodohan, kebangkrutan, kematian akibat penyakit “miskin”, dan problematika yang biasa melanda sebuah negara. Negara maju juga akan disegani dan dikagumi negara lain. Selain itu, negara maju menjadi destinasi utama setiap orang di dunia untuk berpijak.
Demikian halnya negara kita Indonesia, yang masih setia sejajar dengan negara berkembang di dunia. Kita tentu berharap negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia ini bisa jadi negara maju. Pasalnya, berbagai persoalan hidup seperti kemiskinan yang terus membelenggu rakyat, selalu menjadi keluhan dan jeritan rakyat sejak zaman penjajahan hingga sekarang.
“Bukan lautan, hanya kolam susu. Kail dan jala cukup menghidupimu,” demikian sepenggal lirik lagu populer di Indonesia yang menggambarkan betapa kayanya laut Indonesia. Hampir semua jenis biota laut di dunia terdapat di laut indonesia.
Lirik lagu tersebut bukan ngawur, malah benar-benar fakta. Dengan hasil laut yang begitu berkelimpahan, rakyat Indonesia bisa sejahtera. Laut kita penuh dengan segala jenis ikan, yang bila dijual akan membuat Indonesia berada di deretan negara terkaya di dunia.
Tidak hanya ikan, laut kita berlimpah dengan minyak yang tentu bisa memutuskan “rantai impor minyak” yang sampai sekarang masih kita budayakan. Selain itu, sebagai negara kepulauan, Indonesia kaya tempat-tempat wisata pantai yang luas dan indah. Tentu, jika terekspos ke mancanegara, ini menjadi suatu kebanggan bagi kita sebab besar kemungkinan negara kita akan dijadikan sebagai salah satu destinasi negara yang wajib dikunjungi wisatawan dunia.
Kebudayaan Indonesia yang begitu majemuk dan khas bisa menarik mata orang asing untuk berkunjung. Negara kita merupakan negara yang mengakui keberagaman (diversity). Ada banyak suku, agama, ras, adat istiadat, tarian, serta peninggalan sejarah yang tidak dimiliki negara asing. Jika kebudayaan ini menarik perhatian dunia, tidak tertutup kemungkinan sektor pariwisata akan jadi salah satu lumbung khas negara.
Jika semua alam dan kebudayaan Indonesia bisa produktif, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi kaya dan maju sejajar dengan hegara-negara seperti AS, Jepang, dan Singapura. Tidak akan ada lagi yang menjerit kelaparan karena kemiskinan yang terus melilit keluarga-keluarga di negeri ini. Tidak akan ada lagi orang yang bodoh dan buta huruf (illiteracy). Tidak akan ada lagi kekerasan dalam rumah tangga, aksi premanisme, begal, perampokan, ataupun pembunuhan akibat ketidaksejahteraan rakyat.
Pertanyaannya adalah, apa mungkin Indonesia bisa menjadi negara maju? Pertanyaan ini tentu sangat sulit untuk dijawab. Meski dilakukan jajak pendapat ke masyarakat, kemungkinan besar kata “mustahil” yang terlontar dari mereka.
Jawaban itu tentu realistis sebab mereka sendiri yang merasakan bagaimana hidup serbakekurangan padahal negara tempat mereka hidup begitu kaya. Ada berbagai faktor yang menyebabkan Indonesia tidak maju-maju. Ironisnya, sebagian faktor itu dilakukan pejabat-pejabat negeri ini.
Sinergitas
Pertama, kasus korupsi. Sepertinya perilaku korup di negeri ini akan susah diberantas. Dari tahun ke tahun, laporan dugaan korupsi ke KPK masih terus bertambah.
KPK mencatat lebih dari 6.000 laporan kasus korupsi pada tahun 2012. Pada 2013 ada lebih dari 7.000 laporan dan pada 2014 terdapat lebih dari 8.000 laporan. Baru-baru ini KPK menangkap tangan tiga hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), satu pengacara, dan satu panitera di Medan saat melakukan transaksi suap terkait pengurusan perkara di PTUN Medan. Ini bukan kali pertama penegak hukum terlibat kasus suap.
Akil Mochtar, mantan ketua MK juga ditangkap KPK atas keterlibatannya menerima hadiah pencucian uang terkait kasus sengketa pilkada. Vonis penjara seumur hidup kini sudah diterimanya.
Sungguh miris melihat hukum di negeri ini. Jika pakar atau penegak hukum saja terlibat korupsi dan suap, bagaimana dengan rakyat yang buta hukum? Lantas, itukah yang bisa membuat bangsa ini maju? Dengan korupsi dan suap menyuap kah, kemiskinan di negeri ini bisa diberantas?
Kedua, kualitas pendidikan yang rendah. Kita tahu pendidikan merupakan tonggak kemajuan bangsa. Sudah menjadi rahasia umum bahwa maju/tidaknya suatu negara dipengaruhi faktor pendidikan.
Biaya pendidikan di Indonesia sekarang ini memang tidak menjadi hambatan terbesar bagi rakyat untuk mengecap bangku sekolah. Namun, ada dua permasalahan pendidikan yang sampai sekarang terus ada. Perhatian pemerintah terhadap pendidikan di kota dan di desa sangat jauh berbeda.
Pemerintah lebih memprioritaskan pendidikan di perkotaan hingga membuat ketimpangan. Salah satu contohnya adalah masalah kesejahteraan guru. Gaji guru di desa jauh lebih rendah dibanding di kota. Faktor inilah yang menyebabkan banyak guru lebih memilih bekerja di kota daripada di desa.
Ketiga, rendahnya toleransi umat beragama. Negara Indonesia kini mengakui enam agama yakni Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu. Hal ini sesuai dengan isi UUD 1945 Pasal 28E yang menyatakan “setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya...”
Namun, yang terjadi di negeri ini bertolak belakang dengan isi pasal tersebut. Kebebasan beragama masih belum dijunjung tinggi. Buktinya, masih banyak rumah ibadah seperti gereja dan masjid yang dibakar. Masih banyak juga masyarakat dilarang beribadah.
Keempat, ketidaksatuhatian. Memajukan sebuah negara bukan hanya kerjaan pemerintah dan bukan pula hanya kerjaan rakyat, melainkan kedua-duanya. Namun, berbeda dengan Indonesia, yang terlihat adalah pemerintah bekerja tanpa dukungan rakyat dan rakyat tidak mau tahu.
Ketidakpercayaan rakyat kepada para pejabat membuat negara ini semakin tidak terarah. Banyak elemen masyarakat memandang pemerintah sering membuat program yang tidak pro rakyat dan tidak relevan dengan kehidupan rakyat.
Masalah-malasah di atas membuat Indonesia tertinggal dan sulit maju. Jika kita benar-benar ingin negara kita sejajar dengan negara maju, kita harus menuntaskan permasalahan di atas.
Dibutuhkan kerja sama dan sinergitas antara pemerintah dengan rakyat untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik. Jika ada ketimpangan di tubuh pemerintah, sebaiknya bukan dijatuhkan, justru harus dievaluasi dan diberi masukan agar setiap program pemerintah tetap pro rakyat. Dengan begitu, negara kita Indonesia pasti akan maju.


IMAN DAN IBADAH SEBAGAI SATU KESATUAN YANG UTUH

IMAN DAN IBADAH SEBAGAI SATU KESATUAN YANG UTUH

Sebuah buah yang berasal dari pohon dan pemilik yang baik pastilah akan terasa manis tanpa kata cela. Sementara apabila sebuah buah berasal dari pohon yang bukan pilihan dan pemilik yang tak dapat merawatnya dengan baik pasti buah tersebut kemungkinan memiliki peluang asam lebih besar. Seperti itulah sebuah akhlak yang terlihat oleh manusia di dunia ini. Apabila iman dari seseorang tersebut beserta ibadah yang dilakukan baik pastilah akhlak orang tersebut akan menjadi baik. Dia akan menjauhkan dirinya dari perbuatan yang keji dan munkar. Ketiga hal tersebut, yakni iman, ibadah akhlak adalah sebuah satu kesatuam untuh yang tak dapat dipisahkan. Ketiganya saling berhubungan antara satu dengan yang lain, saling berkesinambungan dan berkesimpungan.
Dalam mempelajari hubungan antara iman, ibadah dan akhlak, maka perlu terlebih dahulu untuk mengetahui minimal gambaran sepintas mengenai makna dari ketiganya. Iman secara harfiah adalah yakin. Sedangkan secara istilah, iman adalah mengetahui dan meyakini akan keesaan Tuhan, mempercayai adanya malaikat, mengimani adanya kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah, iman kepada para Rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada qada dan qadar. Ibadah secara harifah adalah perendahan diri, patuh, taat, tunduk, menyembah dan perhambakan diri kepada sesuatu. Dan apabila dilihat secara istilah, ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (dhohir) ataupun deri segi agama, ibadat berarti tindakan menurut dan mengikat diri dengan sepenuhnya kepada segala perkara-perkara yang disyariatkan oleh Allah dan diseru oleh para Rasul, sama ada ia berbentuk suruhan atau larangan. Sementara akhlak apabila dilihat dari segi harfiah bermakna perangai, tingkah laku atau tabiat. Secara istilah, yakni sikap dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan. Dari ketiga ulasan makna tersebut maka secara sepintas kita dapat menangkap bahwa dari sebuah iman maka kita akan beribadah dan kita akan memiliki akhlak yang baik pula. Jika kita beriman maka kita beribadah dengan baik, jika kita beriman pula maka akhlak yang akan tercermin baik pula, dan jika ibadah baik maka akhlak manusia tersebut juga baik. Sehingga ketiganya memang saling berhubungan satu sama lainnya.
Ibadah terdiri dari berbagai bentuk, sehingga manusia merasa tidak bosan dalam menunaikan ibadahnya. Peningkatan ibadah pun berbeda-beda atau beraneka ragam sesuai dengan perangai, kecenderungan dan minat manusia itu sendiri. Ibadah di dalam Islam merangkumi segala kegiatan manusia dari segi rohaniah dan jasmaniah. Tiap-tiap seorang muslim boleh mencampurkan urusan dunia dan akhirat, inilah kombinasi yang indah di dalam Islam yang tidak terdapat dilainnya. Ibadah sebagai wujud dari keimanan seseorang. Seperti yang sebelumnya kita bahas bahwasanya iman berhubungan dengan keyakinan. Seperti halnya firman Allah SWT:
Yang artinya, “Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepada Ku” (Az-Zariyat: 56). Kita dapat menyimpulkan, bahwa ketika dia telah beriman pada Allah maka dia akan beribadah. Yakin pada Allah bahwasanya Allah itu ada, melakukan semua yang Dia perintahkan dan menjauhi semua larangan-larangannya. Lantas maksud iman sesungguhnya itu bagaiman. Iman itu berarti attashdiiq yaitu membenarkan dan meyakini. Berarti membenarkan dan meyakini ajaran islam dalam hati, serta membenarkan dengan lisan dan juga mengamalkan dalam perbuatan. Sementara iman pada Rosulullah juga demikian. Sebagai contoh wujud keimanan kita adalah ketika kita menunaikan ibadah haji ke tanah suci yang diperintahkan kepada orang-orang yang mampu, itu merupakan pelengkap ibadah dari rukun Islam kelima. Kewajiban ini wajib ditunaikan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan hati, sebagai perwujudan iman dan taqwanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Apabila kita lihat dari sisi kehidupan nyata kita, iman dan akhlak memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan. Ibaratkanlah iman dan akhlak adalah satu paket. Maka apabila derajat keimanannya tinggi, pasti akhlaqul karimah lah yang akan terlihat. Akhlak itu adalah barometer atau tolak ukur derajat keimanan seseorang ataupun kualitas keimanan seseorang. Seseorang yang memiliki perangai dan akhlak buruk maka itu pertanda buruknya keimanan dan keislaman dalam dirinya. Orang yang imannya tidak bersemayam lekat dalam jiwanya maka orang tersebut akan sulit untuk menjaga kebaikan akhlaknya pula. Sehingga untuk merubah atau menghilangkan akhlak dan perilaku yang tercela perlu dibenahi juga sisi keimanan dan keislaman dalam jiwa. Karena perilaku dan akhlak merupakan ekspresi dan sesuatu yang lahir dari apa yang ada dalam jiwa dan hati. Sosok iman seperti energi yang mendorong seseorang berakhlak baik, menghiasi dirinya dengan amal saleh dan menjaganya dari perkara yang tidak terpuji, bagitu pula hawa nafsu bisa mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan sebaliknya ataupun suatu kekuatan yang membuat manusia jauh dari atribut rendah dan bertindak tidak terkendali, dan mendorong dia untuk mencapai atribut yang tinggi dan akhlak yang bersih. Maka, jika keimanan mendominasi hati dan jiwa seseorang, sehingga ia mengalahkan dorongan hawa nafsu maka buah yang lahir darinya adalah akhlak dan perbuatan yang baik. Orang yang memiliki religiusitas itu tidak memikirkan diri sendiri justru memberikan diri untuk keselamatan orang lain. Iman harus menghasilkan buah kebaikan, perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan. Intinya beragama secara benar adalah bila kita mampu mengendalikan organ tubuh kita sendiri untuk tidak memuaskan diri sendiri. Namun sebaliknya, jika hawa nafsu mendominasi dan mengalahkan keimanan, maka ia akan melahirkan perbuatan dan akhlak tercela. Iman tidak akan sempurna tanpa akhlak. Karena seperti yang dikatakan oleh Rosulullah bahwa akhlak dan iman Rosulullah telah menjelaskan dengan baik bahwa bila iman kokoh dan keyakinan kuat, maka akhlak yang kuat dan tahan lama akan terbangun, dan jika karakter akhlak rendah, maka iman akan ikut menjadi lemah. Akhlak memiliki sisi yang mempengaruhi penilaian seseorang dimata Allah sesuai dengan hadist, Rosulullah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada wajah dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan perbuatan kalian” (HR. Muslim), “Tidak ada perkara yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari Kiamat nanti dari akhlak yang baik” (HR. Tirmidzi), “Sesungguhnya diantara orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempatnya di Hari Kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya. Akhlak yang baik mampu mengangkat dan memuliakan derajat seorang Muslim. Sesungguhnya seorang Mukmin bisa meraih derajat ahli puasa dan qiyamullail dengan akhlak yang baik” (HR. Abu Dawud dan Hakim). Betapa tidak akhlak mewakili eksterior (tampilan luar) seorang muslim, yang pada selanjutnya mempengaruhi kondisi dan nasibnya kemudian di akhirat. Tidak sebatas ini, bahkan akhlak mempengaruhi jatuh bangunnya sebuah komunitas, bahkan umat. Sebagaimana syair yang dilantunkan oleh penyair ternama Syauqi, “Satu Umat dipengaruhi dengan akhlaknya, jika akhlak (mulia) pudar maka Umat itu juga akan punah”. Dalam berbagai ayat Allah SWT mengawali perintah untuk berakhlak baik dengan panggilan keimanan. Ketika memerintah untuk berlaku adil, Allah SWT menyeru dengan seruan keimanan: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al-Maidah: 8). Dalam ayat lain disebutkan: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (At Taubah: 119). Dan secara tegas Rasulullah Saw menjelaskan tentang kemestian akhlak baik sebagai tanda keimanan seseorang. Begitu sebaliknya, siapa yang berakhlak dan prilaku buruk pertanda tidak ada iman seseorang: “Demi Allah tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman! Ditanya: Siapa itu wahai Rasul? Orang yang tidak menjadikan tetangganya merasa aman akibat perilaku buruknya”. (HR. Bukhari) “Rasulullah bukanlah seorang yang keji dan tidak suka berkata keji, beliau bukan seorang yang suka berteriak-teriak di pasar dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Bahkan sebaliknya, beliau suka memaafkan dan merelakan”. (HR. Ahmad)Nabi saw bersadba, “Aku menjamin sebuah rumah di surga yang paling tinggi bagi orang-orang yang berakhlak baik”. (HR. Abu Dawud). Begitu pula jika ditinjau dari rukun iman. Iman kepada Allah dengan mengetahui dan meyakini akan keesaan Allah dengan mempercayai bahwa Allah memiliki sifat-sifat ynag mulia. Untuk itu manusia hendaknya meniru sifat-sifat Tuhan itu, yakni Allah SWT, misalnya bersifat Al-Rahman dan Al-Rahim (Maha pengasih dan Maha Penyayang), maka sebaiknya manusia meniru sifat tersebut dengan mengembangkan sikap kasih sayang di muka bumi. Demikian juga jika Allah bersifat dengan Asma’ul Husna itu harus dipraktekkan dalam kehidupan. Dengan cara demikian iman kepada Allah akan memberi pengaruh terhadap pembentukan akhlak yang mulia. Jika seseorang beriman kepada para malaikat, maka yang dimaksudkan antara lain adalah agar manusia mencontoh sifat-sifat yang terdapat pada malaikat, seperti sifat jujur, amanah, tidak pernah durhaka dan patuh melaksanakan segala yang diperintahkan Tuhan. Hal ini juga dimaksudkan agar manusia merasa diperhatikan dan diawasi oleh para malaikat, sehingga ia tidak berani melanggar larangan Tuhan. Ketika kita beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Tuhan , khususnya Al-Qur’an, maka dengan mengikuti segala perintah yang ada dalam Al-Qur’an dan menjauhi apa yang dilarangnya. Dengan kata lain beriman kepada kitab-kitab, khususnya Al-Qur’an harus disertai dengan berakhlak dengan akhlak Al-Qur’an seperti halnya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya beriman kepada para rasul, khususnya kepada Nabi Muhammad SAW. juga harus disertai upaya mencontoh akhlak Rasulullah di dalam Al-Qur’an dinyatakan oleh Allah bahwa nabi Muhammad SAW itu berakhlak mulia seuai dengan,(                ( وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ (٤) Yang artinya, “seseungguhnya engkau Muhammad benar-benar berbudi pekerti mulia” (Q. S. Al-Qalam: 4). Demikian pula beriman kepada hari akhir, dari sisi akhlaki harus disertai dengan upaya menyadari bahwa segala amal perbuatan yang dilkaukan selama di dunia ini akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti. Amal perbuatan manusia selama di dunia akan ditimbang dan dihitung serta diputuskan dengan seadilnya. Mereka yang amalnya lebih banyak yang buruk dan ingkar kepada Tuhan akan dimasukkan ke dalam neraka, sedangkan mereka yang amalnya lebih banyak yang biak akan dimasukkan ke dalam syurga. Hal tersebut diharapkan dapat memotivasi seseorang agar selama hidupnya di dunia ini banyak melakukan amal yang baik, menjauhi perbuatan dosa dan ingkar kepada Allah. Selanjutnya beriman kepada qada dan qadar juga erat kaitannya dengan akhlak, yaitu agar orang yang percaya kepada qada dan qadar itu seanantiasa mau bersyukur terhadap keputusan Tuhan dan rela menerima segala keputusan-Nya. Perbuatan demikian termasuk ke dalam akhlak yang mulia. Dengan demikian, ibadah dan akhlak merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Ibadah dan akhlak laksana pohon dengan buahnya.
Konsep ibadah dalam Islam adalah amat luas dan menyeluruh, merangkumi tingkah laku dan amalan manusia seluruhnya yang dikerjakan menurut ajaran Islam. Ibadah mempunyai kaitan yang rapat dengan akhlak. Melakukan ibadah yang betul akan melahirkan kelakuan yang baik dan berakhlak mulia. Nilai akhlak berpuncak daripada agama ditetapkan oleh al qur’an dan al sunnah. Segala aktivitas dan amalan manusia dan tugas-tugasnya sehari-hari tergolong dalam istilah ibadah jika ia dilaksana dengan ikhlas dan jujur. Semua pekerjaan kita boleh menjadi ibadah jika dilakukan mengikut cara-cara yang telah ditetapkan oleh Islam. Itu harus berisi perhubungan dua hal, yaitu perhubungan kita dengan Allah (hablumminallah) dan perhubungan kita sesama manusia (hablumminnanas). Diantara syarat-syarat tersebut adalah, pertama, amalan yang dikerjakan itu hendaklah diakui Islam, yaitu sesuai dengan hukum-hukum syariat dan tidak bercanggah dengan hukum-hukum tersebut. Kedua, amalan-amalan itu dikerjakan dengan niat yang baik dan diridhoi Allah. Sebagai seorang muslim amalan tersebut mestilah untuk memelihara kehormatan dirinya, menyenangkan keluarganya, memberi manfaat kepada umatnya dan dapat memakmurkan bumi Allah sebagaimana yang dianjurkan oleh Allah SWT. Ketiga, amalan-amalan itu hendaklah dibuat dengan seelok-eloknya bagi menepati kehendak-kehendak hadis Nabi SAW sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim yang berarti, “Sesungguhnya Allah mewajibkan kebaikan pada tiap-tiap sesuatu. Keempat, ”Ketika membuat kerja-kerja hendaklah sentiasa menurut hukum-hukum syariat dan batasnya, tidak menzalimi orang, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas atau merampas hak orang. Kelima, dalam mengerjakan amalan-amalan dunia itu tidak lalai dan tidak cuai dari menjalankan kewajipan ibadat yang khusus seperti solat, puasa dan sebagainya sesuai dengan firman Allah SWT :

Yang artinya, “(Ibadah itu dikerjakan oleh) orang-orang yang kuat imannya yang tidak dilalaikan oleh perniagaan atau berjualbeli daripada menyebut serta mengingati Allah dan mendirikan sembahyang serta memberi zakat. Mereka takutkan hari (kiamat) yang padanya berbalik-balik hati dan pandangan.”(An-Nuur : 37). Jadi bila saja seorang mukmin dapat menyempurnakan kelima syarat di atas dalam mengendalikan segala pekerjaan dan urusan hidupnya setiap hari dia adalah dikira sentiasa beribadah kepada Allah meskipun dia tidak duduk di masjid-masjid atau di surau-surau ketika membuat kerja-kerja tersebut. Untuk mengetahui hubungan ibadah dengan akhlak secara mudah kita dapat melihat dari ibadah-ibadah yang sering kita kerjakan. Sesuai firman Allah SWT. yang artinya “Sesungguhnya mengerjakan (ibadah) salat itu akan dapat mencegah seseorang dari melakukan kejahatan dan kemunkaran” (Q.S Al-Ankabut: 45). Dari sini kita akan tahu bahwasanya orang yang melaksanakan shalat akan menjauhi diri dari perbuatan jahat dan munkar apabila dilakukan dengan baik dan benar yang disertai dengan penuh keimanan kepada Allah SWT. Ibadah-ibadah yang disyariatkan sebagai sarana untuk mengkondisikan hati dan meningkatkan keimanan, bisa diukur baik atau tidaknya pelaksanaan ibadah tersebut, diterima atau tidaknya ibadah tersebut dari sisi akhlak dan perilaku. Rasulullah bersabda, “Siapa yang shalatnya tidak bisa mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar, maka ia hanya bertambah jauh dari Allah.” Jadi, ibadah shalat yang baik adalah ketika ia mampu mewarnai perilaku dan perbuatan kita, baik perbuatan yang hanya berdampak pada diri sendiri maupun orang lain atau sosial. Shalat yang mampu mengkondisikan jiwa dan keimanan seseorang bisa dinilai dari perbuatan dan akhlaknya. Begitu pula tentang ibadah puasa. Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah SWT. tidak berkepentingan atas puasanya dari makanan dan minuman” (HR. Tirmidzi). Sedangkan membahas tentang ibadah zakat pada hakikatnya bukan merupakan pajak yang diambil dari kantong, tetapi merupakan pembinaan, menanamkan rasa kasih sayang yang tulus dan mendekatkan hubungan ukhuwwah yang baik di antara lapisan masyarakat. Selain itu juga membantu menghilangkan sikap dengki dan permusuhan dari dada kalangan fakir miskin terhadap saudara-saudara mereka yang berpunya. Hal ini lebih berlanjut berimplikasi pada minimnya kasus tindak pencurian dan berbagai jenis tindak kriminal lain yang meresahkan masyarakat.


FILSAFAT TENTANG KETUHANAN

FILSAFAT TENTANG KETUHANAN
Tuhan dalam gambaran "kubus" dalam judul Tuhan tidak bermain dadu : Tuhan menciptkan dunia penuh
Penelaahan tentang Allah dalam filsafat lazimnya disebut teologi filosofi.[3] Hal ini bukan menyelidiki tentang Allah sebagai obyek, namun eksistensi alam semesta, yakni makhluk yang diciptakan, sebab Allah dipandang semata-mata sebagai kausa pertama, tetapi bukan pada diri-Nya sendiri, Allah sebenarnya bukan materi ilmu, bukan pula pada teodise.[3] Jadi pemahaman Allah di dalam agama harus dipisahkan Allah dalam filsafat.[3] Namun pendapat ini ditolak oleh para agamawan, sebab dapat menimbulkan kekacauan berpikir pada orang beriman.[3] Maka ditempuhlah cara ilmiah untuk membedakan dari teologi dengan menyejajarkan filsafat ketuhanan dengan filsafat lainnya (Filsafat manusia, filsafat alam dll).[3] Maka para filsuf mendefinisikannya sebagai usaha yang dilakukan untuk menilai dengan lebih baik, dan secara refleksif, realitas tertinggi yang dinamakan Allah itu, ide dan gambaran Allah melalui sekitar diri kita.[3]
Agama : Studi tentang tabiat Allah dan kepercayaan        Sunting
Ide tentang Allah pada orang beragama secara umum biasanya dijelaskan dalam tabiat Allah; "Yang Maha Tinggi" (Anselmus mengatakan: "Allah adalah sesuatu yang lebih besar dari padanya tidak dapat dipikirkan manusia)Yang Maha Besar, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Baik dan sebagainya.[3][4][1] Menurut Anselmus, ajaran-ajaran kristiani bisa dikembangkan dengan rasional, jadi tanpa bantuan otoritas lain (Kitab Suci, wahyu, ajaran Bapa Gereja).[1] Bahkan ia bisa menjelaskan eksistensi Allah dengan suatu argumen yang bisa diterima bahkan juga oleh mereka yang tidak beriman.[1] Eksistensi Allah dimulai dari pikiran manusia yang menerima begitu saja ajaran agama, namun juga menanyakannya dari siapa dan mengapa dirinya ada, alam alam, dan Allah sendiri bisa diterima adanya.[2]
Beberapa sikap orang beriman dalam mencari pencerahan akan adanya Allah:
Manusia yang menerima begitu saja dikarenakan ajaran turun-temurun dari para pendahulunya, manusia ditekankan harus percaya, bahkan tanpa bertanya.[2]
Manusia mulai bertanya mengapa dirinya ada?[2] Mengapa alam ada?[2]
Kemudian menanyakan Allah terkait; siapa, isinya, dan mengapa Dia ada?[2]
Semua jawaban itu akan dijawab oleh para ahli dalam bidang yang disebut teologi; theos dan logos, ilmu tentang hubungan manusia dan ciptaan dengan Allah.[2] Jawaban-jawabannya bisa sangat beragam, tergantung agama dan kepercayaan yang mana yang memberikan jawaban.[2] Namun setidaknya ada beberapa kesimpulan yang mereka berikan sebagai jawaban:
- Allah ada, dan adanya Allah itu dapat dibuktikan secara rasional juga; - Allah ada, tetapi tidak dapat dibuktikan adanya; - tidak dapat diketahui apakah Allah benar-benar ada; - Allah tidak ada, dan ketentuan ini dapat dibuktikan juga.[2]
Oleh karena itu filsafat berusaha membuktikan keyakinan-keyakinan manusia itu melalui berbagai jalan; metafisika, empirisme, rasionalisme, positivisme, spiritualisme dll.[2]



AUTRALIA KHAWATIR AKAN KEKUATAN MILITER INDONESIA

AUSTRALIA KHAWATIR AKAN KEKUATAN MILITER INDONESIA

Kini muncul keinginan baru dari intelektual Australia, agar negara Kangguru itu itu lebih hati-hati dalam mengelola hubungan dengan Indonesia. Bahkan, Prof Hugh White dari Australian National University (ANU) menyerukan adanya sebuah pemikirkan radikal atas kebijakan Australia terhadap Indonesia.
Pasalnya selama ini, kebijakan luar negeri Australia terhadap Indonesia, gagal untuk memperhitungkan fakta bahwa Indonesia akan menjadi negara besar baru dalam beberapa dasawarsa mendatang, yang bisa berpotensi menjadi sekutu yang baik atau musuh berbahaya.
Menurut mantan Sekretaris Departemen Pertahanan Australia ini, negaranya masih memandang Indonesia sebagai negara yang jauh lebih miskin dan lebih lemah daripada Australia sendiri. Padahal sekarang hal itu tidak benar dan itu tidak akan menjadi kenyataan di masa depan.
Apalagi, beberapa proyeksi menunjukkan bahwa Indonesia dalam beberapa dekade mendatang akan memiliki kemampuan ekonomi terbesar keempat di dunia. Bahkan sebuah proyeksi yang lebih konservatif menyatakan, ekonomi Indonesia akan lebih besar dua atau tiga kali dibandingkan Australia dalam waktu 20 atau 30 tahun dan kurun waktu itu sudah tidak lama lagi.
Karena itu, Australia perlu berhenti berpikir tentang Indonesia sebagai tetangga miskin yang lemah dan mulai mencoba membangun hubungan bahwa negara tetangganya itu adalah sebuah negara kuat, kaya, dan sangat penting untuk keamanan Australia, serta sangat penting untuk melibatkan Australia yang lebih luas dengan Asia.
“Australia selama ini tidak tepat mengelola hubungan dengan Indonesia, yang berkutat pada masalah-masalah di orde ketiga, seperti halnya dengan masalah penyelundupan manusia yang memang sangat penting bagi Australia, tapi tidak demikikan dengan Indonesia,” begitu kata Hugh.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki peran penting di wilayah ini di masa depan. Diplomasi Australia dan Indonesia seharusnya menyentuh posisi strategis Indonesia yang akan berkembang di Asia.
Australia sesungguhnya memiliki kesalahan persepsi terkait Indonesia. Hal ini terjadi karena kecelakaan strategi geografi Australia. Negara tetangga Indonesia ini, hingga sekarang menganggap semua negara tetangganya, adalah lebih miskin dan lebih lemah.
Tapi fakta baru muncul bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Australia, negara ini akan memiliki tetangga yang lebih kaya dan kuat daripada Australia sendiri. Sedangkan Australia sesungguhnya tidak tahu bagaimana seharusnya berhubungan dengan tetangga seperti itu.
Fakta ini akan membawa risiko lebih besar bila Ausralia memiliki hubungan buruk dengan Indonesia. Tapi sebaliknya akan menjadi aset potensial yang lebih besar jika Australia menyelaraskan kepentingannya dengan Indonesia dan bekerja lebih erat.
Karena itu, Australia sebaiknya membangun hubungan dengan Indonesia yang dapat sepenuhnya meminimalkan risiko ancaman. Itu berarti Australia harus memposisikan Indonesia pada posisi sama dan harus bersedia menghargai perbedaan pendapat di antara kedua negara.
Bagi Australia untuk waktu yang lama, keamanan negara ini tergantung antara lain pada kenyataan bahwa tidak ada negara tetangga yang punya angkatan bersenjata cukup besar yang menjadikan masalah bagi Australia.
Namun di masa depan, angkatan udara dan angkatan laut Indonesia akan tumbuh, jadi Australia akan menghadapi risiko hubungan strategis secara signifikan lebih berbahaya dengan Indonesia jika terlibat konflik. Karena itu sangat penting bagi Australia untuk mengelola hubungan dengan Indonesia secara hati-hati.