Selasa, 20 Oktober 2015

psikologi perkembangan peserta didik

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan dapat diartikan sebagagai satu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik maupun psikis menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bresifat saling ketergantungan atau memengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis ) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, mendalam atau meluas, baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berkesinambungan berarti perubahan pada bagian fungsi organisme  berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat.

B.     Rumusan Masalah
           Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa ciri-ciri perkembangan?
2.      Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan?
3.      Bagaimana tahap-tahap perkembangan?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui ciri-ciri perkembangan
2.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan
3.      Untuk mengetahui tahapan-tahapan perkembangan



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagagai satu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik maupun psikis menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bresifat saling ketergantungan atau memengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis ) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, mendalam atau meluas, baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berkesinambungan berarti perubahan pada bagian fungsi organisme  berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat.
Perkembangan mempunyai Ciri-ciri   yaitu : terjadinya perubahan ukuran, terjadinya perubahan proporsi, lenyapnya tanda-tanda lama dan munculnya tanda-tanda baru. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti, baik fisik maupun psikis berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai masa kematangan atau masa tua. Semua aspek perkembangan saling memengaruhi, yaitu setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, intelektual, emosi, sosial, spiritual maupun moral, satu sama lainya saling memengaruhi dan terdapat hubungan korelasi yang positif antara apek-aspek tersebut. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu yaitu setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan tahap sebelumnya dan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan yaitu perkembangan fisik dan psikis mencapai kematanganya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda(ada yang cepat dan ada yang lambat). Setiap fase perkembangan mempunyai cirri khas misalnya (a) sampI usia 2 tahun anak memusatkan perhatianya untuk menguasi gerak-gerik fisik dan belajar berbicara.dan (b) usia 3-6 tahun,perkembangan di pusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan fase perkembangan, bahwa dalam menjalani kehidupanyayang normal dqn berusia panjang,individu akan mengalami masa atau fase perkembangan yaitu masa konsepsi bayi,kanak-kanak ,anak, remaja dan dewasa.
Perkembangan menurut ahli berbeda beda dalam memberikan batasan tentang perkembangan sebagai berikut :
a.       E. B. Hurlock
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
b.      Gut Windarsih dan  Rohana Kusumawati
Perkembangan merupakan proses menuju keadaan yang lebih dewasa bersifat kualitatif.
c.       Nagel (1957)
Perkembangan merupakan pengertian dimana struktur yang terorganisasi dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.
d.      M. Arifin, M. Ed
Perkembangan merupakan perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi dan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya.
e.       Schneirla (1957)
Perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organism, dan oranisme ini dilihat sebagai sistem adaptif sepanjang hidupnya.
f.       Spiker (1966)
Perkembangan berhubungan dengan dua hal yaitu :
a). Ortogenetik, yang berhubngan denagn perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
b). Filogenetik, yakni perkembangan asal-usul manusia sampai sekarang ini.
g.      Santrock Ussen
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada masa konsepsi dan berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi.
h.      Warner (1957)
Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi samapai keadaan diferensiasi, artikulasi, dan integrasi, meningkat secara bertahap.

1.      Perkembangan
Secara sederhana, Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “ long-term changes in aperson’s growth, feelings, pattens of thinking, social realitionship, and motor skill”. Sementara itu Chaplin (2000) mengartikan perkembangan sebagai : 1). Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organism dari lahir sampai mati ; 2). Pertumbuhan; 3). Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah kedalam bagian-bagian fungsional; 4). Kedewasaan atau kemunculan pola-pola tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjukan pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Didalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali saat pembuahan dan berakhir dengan kematian”.
Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembngan menunjuk pada “suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menujukan pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali”. Perkembangan dapat juga di artikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju kearah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemaakan dan belajar.
Santrock (1996), menjelaskan pengertian perkembangan sebagai berikut : development is the pattern of change that begins at conception and continues through the life span. Most development involves growth, athough it includes decay (as in death and dying). The pattern of movement is complmisalnya because it is product of several processes-biogical, cognitive, and socioemotional.  
Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif dan dialami setiap individu secara terus-menerus dan bertahap sepanjang hidup manusia.
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa perkembangan mengandung arti sebagai berikut:
a.       Perubahan fungsi psikologis atau perubahan bersifat kualitatif, artinya perubahan dapat dilihat dari kemampuan bertingkah laku lebih matang baik tingkah laku sosial, emosional, moral, maupun intelektual.
b.      Perubahan itu merupakan proses yang berkesinambung dan terus menerus. Perubahan pada perkembangan bukan berarti secara tiba-tiba dalam waktu singkat tetapi perubahan yang terjadi terus menerus dan berkelanjutan serta bertahap-tahap sepanjang hidup manusia.
c.       Perubahan yang mengarah kepada pencapaian kematangan. Kematangan adalah tercapainya kemampuan bertingkah laku secara fisik, social, emosional, moral, dan intelektual secara sempurna sesuai dengan tugas perkembangan pada periode perkembangan tertentu.
Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pengertian diatas adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yan berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan dan belajar.

2.      Pertumbuhan 
Pertumbuhan (growth) sendiri sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi. Sehingga pengertiannya yang lebih bersifat biologis. C.P. Chapplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagi suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu dapat dihitung atau dicukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thanthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran sebagai akibat dari adanya perbanyakan sel-sel.
Pertumbuhan ialah pertambahan secara kuantitatif dari substansi atau struktur yang umumnya ditandai dengan perubahan-perubahan biologis pada diri sesorang yang menuju kearah kematangan. Pertumbuhan fisik berjalan dengan cara yang berbeda-beda. Misalnya, pada otak, tinggi badan, perpanjangan tangan, pertumbuhan bahasa dan lain-lain.
Pertumbuhan ini bersumber dari bakat dan pengaruh lingkungan. Ada yang dominan antara bakat dan lingkungan. Pada mata, telinga, kaki, tangan sangat ditentukan oleh heriditas peserta didik, keturunan keluarga, suku atau kombinasi anatara keduanya, sedangkan pada pertambahan tinggi dan berat badan dapat dipengaruhi oleh lingkunga yaitu factor makanan.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa istilah perubahan dalam konteks perkembangan merujuk perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti dalam pertumbuhan ingatan, pertumbuhan berpikir, pertumbuhan kecerdasan, dan sebagainya, sebab kesemuanya merupakan perubahan fungsi-fungsi rohaniah.
Dengan demikian istilah pertumbuhan lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang yang melaju samapi pada titik optimum dan kemudian menurun menuju pada keruntuhannya. Sedangkan istilah perkembangan lebih menunjuk pada kemajaun mental atau perkembangan rohani yang melaju terus samapi akhir hayat. Perkembangan rohani tidak terhambat walaupu keadaan jasmani sudah sampai pada puncak pertumbuhannya. Bahkan menurut Witherington (1986), pertumbuhan dalam pengaertiannya luas meliputi perkambangan.
3.      Kematangan dan maturation
Chapplin (2002) mengartikan kematangan (maturation) sebagai : 1). Perkembangan, proses mencapai kemasakan atau usai masak; 2). Proses perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun). Myers (1996) mendefinisikan kematangan sebagai “biological growth processes that enable orderly in behavior, relatively uninfluenced by misalnyaperince” menurut Zigler dan Stevenson (1993), kematangan adalah “ the orderly physiological changes that occur in all species over time and that appear to unfold according to a genetic blueprint”. Davidoff (1988), menggunakan istilah kematangan, untuk menunjuk pada munculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan saraf.
Kematangan adalah tingkat atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan sebelum ia dapat melakukan sebagaimana mestinya pada bermacam-macam tingkat pertumbuhan mental, fisik, social, dan emosional.
Kedewasaan ( maturation) ialah kemajuan pertumbuhan yang normal kearah kematangan. Proses maturasi di sebabkan oleh factor pertumbuhan dari dalam pada berbagai kapasitas dan struktur, misalnya pertumbuha otot tangan sehingga dapat berfungsi untuk melakukan tujuan-tujuan khusus seperti menulis. Kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai factor keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.
4.      Perkembangan yang normal 
Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi dan efesiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya, perkembangan intelektual, emosional, spiritual, adalah hubungan satu sama lain. Misalnya perkembangan membaca, meliputi perkembangan otot mata, kapasitas membaca, kemampuan membedakan, perkembanag suara, pengalaman, social, dan emosional. Perkembangan itu umunya berjalan lambat, akrena itu guru harus memperhatikan dengan teliti.
Perkembangan normal dapat dilihat dari segi pola perkembangan individu peserta didik. Perkembangan ini berbeda untuk setiap individu seperti : yang lebih dahulu pandai berjalan sedangkan yang alin lebih cepat berbicara. Selain itu perkembangan juga dapat dilihat dari segi usia kronologis. Tingkat usia dijadikan dasar untuk menentukan normal atau tidaknya perkembangan seorang siswa. Perkembangan yang normal dapat dilihat bahwa pada tingkat umur tertentu siswa telah dapat mengerjakan sesuatu yang belum dapat dianggap tidak normal.
5.      Perubahan
Perubahan perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup. Realisasi diri atau yang biasanya disebut aktualisasi diri merupakan factor yang sangat penting. Tujuan ini dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis. Perubahan perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi kedalam empat bentuk, yaitu :
a.       perubahan dalam ukuran besarnya
setiap tahun seorang anak tumbuh menjadi dewasa, tinggi dan berat badannya bertambah, kecuali jika keadaan yang tidak normal mempengaruhinya maka akan terjadi beberapa penyimpangan dalam pertumbuhannya.
Pertumbuhan mental pun akan menunjukan kemajuan yang sama, seperti terlihat pada semakin meningkat dan bertambahnya perbendaharaan kosa kata setiap tahunnya, kemampuan dalam berpikir, mengingat mengecap, dan menggunakan sesuatu yang berlangsung selama masa perkembangan dari tahun ke tahun.
b.      Perubahan perubahan yang proporsi
pertumbuhan fisik yang tidak terbatas pada perubahan-perubahan ukuran, tetapi juga pada proporsi. Kemudian ketika anak mencapai usia pubertas, baru proporsi-proporsi tumbuhnya mulai menyerupai orang dewasa. Secara berangsur-angsur dan bertahap, unsure-unsur fantastic itu mulai menjurus kearah yang lebih realitas.
c.       Hilangnya bentuk atau cirri-ciri lama
Jenis perubahan yang terjadi dalam perkembangan individu adalah hilangnya bentuk dan cirri-ciri tertentu. Diantara cirri-ciri fisik, berangsur angsur hilangnya kelenjar anak-anak (thymus gland) yang terletak dileher, kelenjar pinel pada otak, reflek-reflek tertentu, rambut, gigi dan hilangnya gigi anak-anak. Sementara itu cirri-ciri mental diantaranya terlihat dalam perkembangan bicaranya, implus-implus gerakan bayi, seperti merangkak, merambat, perkembangan penglihatannya yang semakin tajam atau pengindraan lainnya, terutama yang berkaitan dengan rasa dan bau atau penciuman.
d.      timbulnya atau lahirnya cirri-ciri baru
Diantara cirri dan bentuk pertumbuhan fisik yang sangat pentig adalah tumbuhnya gigi pertama dan kedua yang terlihat jelas pada masa kanak-kanak memasuki masa remaja. Sedangkan cirri dan bentuk perkembangan mental ialah tumbuhnya rasa ingin, khususnya yang berkenaan dengan masalah-masalah seks, desakan atau dorongan seks, pengetahuan dan nilai-nilai moral, keyakinan atau kepercayaan agama, bentuk-bentuk bahasa yang berbeda.
Perkembangan adalah suatu perubahan, kearah yang lebih maju, lebih dewasa, secara teknis perubahan itu adalah proses. Mengenai proses ini para ahli berbeda pendapat. Perbedaan pendapat para ahli ini digolongkan kedalam konsepsi aliran aliran, antara lain aliran asosiasi, gestalt dan neo-gestalt, serta aliran sosiologisme. Perinciannya sebagai berikut :
§  Aliran asosiasi
Pada hakikatnya perkembangan adalah proses asosiasi. Yang primer adalah bagian-bagian, bagian-bagian ada lebih dahulu sedangkan keseluruhan ada lebih kemudian. Contoh pengertian lonceng pada anak-anak. Menurut aliran asosiasi kemungkinan anak akan mendengar bunyi lonceng kemudian anak akan memperoleh kesanpenglihatan berupa bentuk, dan warna lonceng, lalu anak akan meraba lonceng tersebut sehingga memperoleh gambaran kasar atau halus. Jadi gambaran mengenai lonceng ini makin lama makin lengkap satu dengan yang lain saling berhubungan. Tokoh aliran ini adalah John Locke, ia berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak adalah bersih semisal selembar kertas putih, yang kemudian sedikir demi sedikit terisi oleh pengalaman atau empiri.
§  Aliran gestalt
Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran asosiasi. Perkembangan menurut aliran ini adalah proses deferensiasi. Missal seorang anak melihat mobil, didalam pikirannnya semua kendaraan beroda empat adalah mobil, lama kelamaan dia tahu jenis-jenis mobil berupa truk, jeep, sedan, tanki, dan lain sebagainya.
Aliran neo-gestalt yang dirilis oleh Kurt Lewin selain proses deferensiasi juga ada proses stratifikasi. Struktur pribadi terdiri dari lapisan-lapisan (strata), lapisan itu makin lama makin bertambah. Missal anak kecil baru mempunyai satu lapisan, oleh karena itu anak kecil tidak akan berdusta, semakin dewas akan bertambah lapisannya.
·         Aliran sosiologis
Perkembangan adalah proses sosialisasi. Seorang anak mula-mula bersifat asocial atau pra social yang kemudian perkembangannya sedikit demi sedikit disosialisasikan. Penganut aliran ini adalah James Mark Baldwin (1864-1934), Freudian, dll.
6.      Implikasi pertmbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap proses pembelajaran
Sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi anatar dua factor yang sama sama penting kedudukannya yaitu factor heriditas dan factor lingkungan. Keberadaan dua factor tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya karena kenyataan dua factor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam operasionalnya.
Dari pernyataan diatas, maka dapatlah ditari bberapa butir implikasi pertumbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut :
a.       Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan social yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
b.      Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan.
c.       Dalam interaksi social, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok social yang dalam ini ialah keluarga.
d.      Atas dasar keterkaitan dan kewajiban social para pendidik terutama orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan social, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.
e.       Setelah umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, social, emosional, serta kemampuan jasmani yang lain.
f.       Kematangan social merupakan ikitasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan social tersebut.
g.      Kematangan emosional meliputi kematangan social dan kematangan intetektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya.
h.      Kematangan jasmani merupakan dasar yang meliputi semua kematangan.
i.        Pendidk yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan dimasa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan anatar berbagai segi kematangan segi kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
j.        Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak banyak dicapai oleh anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
k.      Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan emosional anatar keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
l.        Seorang anak dimana anak sekolah adalah realis yang hendak mengenal kenyataan disekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya.
m.    Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi rohani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
n.      Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik kan sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
o.      Karakteristik umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah diikuti dengan kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba, segala sesuatu, menghayal dan aktivitas berkelompok.

B.     Ciri-Ciri Perkembangan
Perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan dan memiliki ciri-ciri sehingga dapat diperhitungkan. Ciri-ciri tersebut menurut Soetjiningsih (1995) sebagai berikut:
1.      Perkembangan adalah proses yang kontinu dari konsepsi sampai maturasi. Perkembangan sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat dengan mudah diamati.
2.      Dalam periode tertentu ada masa percepatan atau masa perlambatan. Terdapat 3 (tiga) periode perumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas.
3.      Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya berbeda.
4.      Perkembangan dipengaruhi maturasi system saraf pusat. Bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang menarik, tetapi pada anak yang lebih besar reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tersebut.
5.      Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
6.      Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.
Sedangkan ciri-ciri perkembangan menurut Dr. M. Hosnan yaitu:
1.      Terjadinya perubahan ukuran
a.       Aspek fisik           : perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ lainnya.
b.      Aspek psikis         : bertambahnya perbendaharaan kata dan semakin matangnya kemampuan berfikir, mengingat, dan mengajukan imajinasi kreatif.
2.      Terjadinya perubahan proporsi
a.       Aspek fisik           : proporsi tubuh anak akan berubah sesuai dengan fase perkembangannya.
b.      Aspek psikis         : perubahan imajinasi dan fantasi ke realitas, dan perubahan perhatain yang dulunya hanya pada diri sendiri akan beralih sedikit demi sedikit pada orang lain.
3.      Lenyapnya tanda-tanda lama
a.       Aspek fisik           : lenyapnya kelenjar tymus (kelenjar anak-anak) yang terdapat pada dada, rambut dan gigi susu.
b.      Aspek psikis         : lenyapnay masa mengoceh, bentuk gerak gerik kanak-kanak (seperti mengakak) dan perilaku implusif (melakukan sesuatu tanpa berfikir dahulu).
4.      Munculnya tanda-tanda baru
a.       Aspek fisik           : tumbuh dan pergantian gigi dan matangnya organ-organ seksual pada usia remaja baik primer maupun sekunder.
b.      Aspek psikis         : berkembangnya rasa ingin tahu terutama pada bidang ilmu pengetahuan, lingkungan, agama, alam, nilai dan moral.
C.     Prinsip-Prnsip Perkembangan
      Perkembangan merupakan proses yang tidak berhenti, manusia secara terus menerus berkembang atau bertambah, yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Baik fisik maupun psikis akan terus berkembang dari saat konsepsi hingga masa tua. Ada pun prinsip-prinsip dalam perkembangan setiap individu sebagai berikut :
1.      Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
Setiap aspek perkembanagan individu baik fisik maupun psikis satu sama lainnya saling mempengaruhinya.
2.      Perkembangan mengikuti pola
Setiap perkembangan merupakan hasil dari perkembangan tahap sebelumnya, dan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
3.      Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
Perkembangan fisik dan psikis mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang nada lambat)
4.      Setiap fase perkembangan memiliki cirri khas
Prinsip ini dijelaskan dengan contoh berikut : (a) samapi usia 2 tahun seorang anak memusatkan perhatiannya untuk menguasai gerak gerik dan belajar berbicara. Dan (b)pada usia 3-6 tahun seorang anak akan memusatkan perhatiannya menjadi mahluk sosial.
5.      Setiap individu akan mengalami tahapan fase perkembangan
Prinsip in berarti bahwa setiap individu akan mengalami masa atau fase perkembangan : konsepsi, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan tua.
6.      Pertumbuhan sebagai proses “ menjadi ”
Setiap organisme selalu mempunyai prinsip selalu berproses untuk “ menjadi “. Dengan kemauannya anak mampu melakukan seleksi atau pilihan, juga mampu melatih fungsi-fungsinya dengan satu kebebasan. Dan kemudaian dihari anak berusaha menjadi pribadi menurut konsep, cita-cita, dan keinginannya sendiri.
1). Panduan antara dorongan dorongan mempertahankan diri dan pengembangan diri
Pada setiap orang terdapat dorongan fisik dan psikis untuk mempertahankan diri dan mempertahankan hidupnya. Berkat dorongan mempertahankan diri seseorang akan menyimpan segala pengalaman yang berguna. Selanjutnya oleh penglaman-pengalaman tersebut orang itu akan semakin menjadi pandai dan matang.
2). Individualitas anak dan perbedaan individual
Sejak saat kelahiran, bayi sudah menampakan cirri-cir dan tingkah laku karakteristik yang individual. Setiap bayi yang satu dengan yang lain sudah memiliki perbedaan karakteristik, ada yang lebih sigap-kokoh, lebih aktif, cepat lapar ada yang tidak. Ada bayi-bayi yang sangat peka, mudah terkejut dan takut, suka rewel ada juga yang tidak. Karena perbedaan-perbedaan individual yang karakteristik tersebut individu anak yang merupakan pribadi yang khas dan unik.
3). Anak sebagai mahluk social
Seorang anak yang berdiri sendiri dan terpisah secara total dari masyarakat serta pengaruh cultur orang dewasa, tidak mungkin dia menjadi anak normal. Tanpa bantuan orang tua atau orang dewasa atau manusia lain dan lingkungan sosialnya anak tidak akan mungkin mencapai taraf  kemanusiaan yang seharusnya.
4). Hukum konvergensi
Hukum konvergensi menyatakan adanay kerjasama anatar factor kodrati dan factor social. Setiap perkembangan anak, factor hereditas atau endogen dan factor lingkungan itu harus bekerja sama. Kedua-duanya saling melibatkan dan mempengaruhi satu sama lain, factor tersebut memberikan pengaruh besar pada proses perkembangan anak.
5). Pemenuhan kebutuhan sebagai sumber dinamis dari aktivitas anak
Setiap individu anak dan orang dewasa selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan tertentu untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut menuntut untuk dipenuhi sehingga tidak terjadi ketegangan batin, konflik-konflik dan frustasi.
6). Penggunaan fungsi-fungsi secara spontan sebagai tanda kemampuan tubuh
Jika kapsitas kapasitas untuk terbuat, berfikir dan merasakan pada anak sudah matang anak akan didorong oleh implus-implus yang kuat untuk menggunakannya. Misalnya jika peralatan untuk menelungkup sudah matang, anak secara sepontan dan otoatis berusaha menelungkupkan dirinya, tanpa ada satu rangsangan  dari luar dan dia akan berusaha menghindari semua ritangan yang menghambat usaha belajar menelungkupnya.
7). Kematangan dan masa peka
Pertumbuhan dan kematangan berlangsung diluar control dan kemaun manusia. Namun dapat dinyatakan bahwa setiap pengalaman yang positif dapat mengembangkan pribadi anak. Oleh pengalaman tersebut anak menjadi matang penghayatan hidupnya lebih luas.
8). Perjuangan sebagai cirri perkembangan
Hidup ini merupakan suatu perjuangan yang tidak kunjung hentinya. Perjuangan tersebut mula-mula untuk mencapai taraf kedewasaan, kemudian untuk mencapai penyempurnaan diri sebagai manusia.
9). Pemulihan diri dan revisi terhadap kebiasaan
Dalam masa perkembangan anak itu terdapat apa yang disebut sebagai saat-saat kritis, dimana bisa berlangsung titik patah. pada peristiwa ini pengalaman-pengalaman tertentu yang meninggalkan akibat buruk berupa cedera rohaniah yang parah pada anak yang sukar dipulihkan. Dalam proses perkembangan anak memiliki kemampuan untuk memikul kemalangan dan derita kemampuannya untuk memulihkan diri sendiri dari hal-hal tersebut.
10). Setiap fase perkembangan mempunyai cirri khas
Contohnya sampai pada usia dua tahun anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara dan pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia social dari hal-hal tersebut.   
D.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
1.      Faktor- faktor yang berasal dari dalam diri individu
Diantara faktor- faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembngan individu adalah :
a.       Bakat atau pembawaan
Anak dilahirkan dengan membwa bakat- bakat tertentu seperti baat musik, seni, agama, akal yang tajam, dsb.
b.    Sifat- sifat keturunan
Sifat- sift keturunan yang individu dipusakai dari orang tua atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental. Mengenai fisik misalnya bentuk muka, bentuk badan, suatu penyakit. Sedangkan mengenai mental misalnya sifat pemalas, pemrah, pendiam, dsb.
c.     Dorongn dan insting
Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya. Seangkan insting atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau membisikn kepada manusi bagaimana cara- cara melaksankan dorongan batin.
Ada tiga aliran yang mempunyai pendapat berbeda tentantang faktor faktor yang mempengaruhi faktor perkembangan pada setiap individu aliran itu adalah sebagai berikut:
1.      Aliran Nativisme
           Nativisme, artinya mengenai kelahiran atau pembawaaan, jadi aliran nativisme adalah paham yang menitikberatkan pentingnya factor dasar yang dibawa sejak lahir, Menurutnya perkembangan-perkembangan individu semata – mata dimungkinkan dan ditentukan oleh factor–factor yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran itu keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri
           Para pendukung nativisme, biasanya mempertahankan kebenaran pandangan tersebut, yaitu dengan menunjuk berbagai kesamaan atau kemiripan antara pihak orang tua dengan anak – anaknya. Kata mereka : kalau ayahnya ahli musik maka anaknya ahli musik pula, anak pelukis akhirnya menjadi pelukis, anak pelayan demikian juga, bahkan anak penjahat akan cenderung jahat pula kelakuanya. Pepatah jawa menyatakan : “Kacang mongso ninggalno lanjaran” . Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Sopenhauer (1788 - 1860) seorang filsuf jerman. Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam.
  1. Aliran Empirisme
Emperis berarti “pengalaman”. Maka emperisme maksudnya adalah: aliran yang mengutamakan peranan faktor pengalaman, lingkungan, pendidikan, dan tidak mengakui peranan factor dasar atau pembawaan sejak lahir.
Menurut kaum empiris, perkembangan individu itu semata – mata dimungkinkan dan ditentukan oleh factor lingkungan, sedang factor pembawaan tidak memainkan peranan sama sekali. Tokoh utama aliran empirisme adalah John Locke (1632 -1704), seorang yang terkenal menganggap pendidikan sebagai “maha kuasa” untuk mencetak manusia macam apa saja yang dicita - citakan. Sehingga tak ayal lagi sebagai hujjah untuk membenarkan pandangannya, pengikut aliran ini menunjuk pada pendidikan dengan segala fasilitas yang tersedia, dalam menciptakan orang - orang besar caliber dunia.
  1. Aliran konvergensi
Dalam bahasa inggris converge artinya memusatkan pada satu titik, atau bertemu . Maka bisa diartikan, konvergensi adalah ’’titik pertemuan” Agaknya memang benar oleh karena kehadiran aliran ini telah mempertemukan dua pandangan ekstrim, natifisme dan emperisme. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern (1871 - 1938), sleorang filsuf dan psikolog Jerman, mengatakan bahwa perkembangan individu itu dimungkinkan dan dipengaruhi oleh dua factor, pembawaan dan lingkungan keduanya sama – sama penting, dan bisa diingkari satu oleh factor yang lain. Dengan pembawaan saja tanpa lingkungan, anak manusia tidak akan berkembang. Sebaliknya lingkungan saja tanpa pembawaan, ini juga tidak mungkin.
Selain aliran diatas yang telah memberikan beberapa faktor yang memepengaruhi perkembangan peserta didik sebagai berikut :
1.      Factor Internal
Yaitu factor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian factor internal bisa dibagi menjadi 2 macam factor pisik dan factor psikis.
a.       Factor fisik
Di dunia ini orang mempunyai bentuk tubuh yang bermacam – macam. Ada yang tinggi ceking, ada yang pendek gemuk, dan ada yang sedang antara tinggi dan besar badanya. Sudah jelas, masing - masing mempunyai pengaruh tersendiri bagi perkembangan seorang anak.
b.      Factor psikis
Dalam hal kejiwaan, ada anak periang, sehingga banyak pergaulan. Akan tetapi ada pula yang selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka menyendiri. Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis.Untuk mampu mempetimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
2.      Faktor eksternal
a.       Lingkungn fisik
Lingkungan ini mencangkup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, senitasi atau kebersihan lingkungan serta keadaan geografis, senitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilas, cahaya dan kepadatan hunian. Semua kondisi ini sangat mempengaruhi bagaimana indidvidu dapat menjalankan proses kehidupannya.
b.      Lingkungan non fisik
Faktor non fisik  meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan dan masyarakat. Beberapa faktor non fisik seperti stimulasi motivasi dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta ksih sayang orang tua.
E.     Tahap-Tahap Perkembangan
Tahap-tahap Perkembangan Menurut Thornburg
1.         Masa Bayi 0-2 bulan
a.       Periode dalam kandungan          : Mulai dari terjadinya konsepsi sampai lahir,
b.      Periode baru lahir                        : Lahir sampai umur 4 atau 6 minggu,
c.       Periode bayi                                : Umur 4 atau 6 minggu sampai 2 tahun.
2.         Masa Kanak-kanak 2-11 tahun
a.       Periode kanak-kanak permulaan, umur 2-5 tahun,
b.      Periode kanak-kanak pertengahan, umur 6-8 tahun,
c.       Periode kanak-kanak akhir, umur 9-11 tahun.
3.      Praremaja 9-13 tahun
·         Masa Remaja 11-19 tahun
a.       Remaja permulaan, 11-13 tahun,
b.      Remaja pertengahan, 14-16 tahun,
c.       Remaja akhir, 17-19 tahun.
4.      Pemuda 19 tahun-22 tahun
·         Masa Dewasa 20-81 tahun
a.       Dewasa permulaan 20-29 tahun,
b.      Dewasa pertengahan 30-49 tahun,
c.       Dewasa 50-65 tahun,
d.      Dewasa akhir 66-80 tahun,
e.       Tua 81 tahun keatas.
Tahap perkembangan menuut para ahli:
1.         Pendapat Aristoteles
Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa itu dalam tiga tahap yang masing – masing lamanya tujuh tahun.
·           Tahap I   :           Dari 0;0 sampai 7;0 : masa anak kecil atau masa bermain
·           Tahap II  :      Dari 7;0 sampai 14:0: masa anak , masa belajar atau masa sekolah rendah.
·           Tahap II     :       Dari 14;0 sampai 21;0: masa remaja atau pubertas ; masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa
2.      Pendapat Kretschmer
Kretschmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa setiap individu melewati empat tahap, seperti dikemukakan di bawah ini :
·         Tahap I       :       dari 0;0 sampai kira – kira 3;0:Fullungs periode I. Pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk .
·         Tahap II     :       Kira – kira 3;0: sampai kira – kira 7;0 Sterckungs periode I . Pada fase ini akan kelihatan langsing
·         Tahap III    :       Dari kira – kira 7;0 samapai kira –kira 13;0: Fullungs periode II pada fase ini anak kelihatan pemdek dan gemuk kembali
·         Tahap IV    :       Dari kira – kira 13;0 sampai kira –kira 20;0: Streckungs periode II . pada fase ini anak akan kembali kelihatan langsing.
Kehidupan psikis anak – anak pada tahap – tahap tersebut juga menunjukkan sifat – sifat yang khas . pada tahap – tahap fullungs anak menunjukkan sifat – sifat yang mirip temperamen orang yang berkonstitusi tinggi piknik jadi setiap orang yang cyclothum:   jiwanya terbuka , mudah bergaul , mudah didekati , dan sebagainya . pada tahap –tahap streckung ,  individu  menunjukkan sifat – sifat yang mirip dengan trempramen orang – orang yang berkonstitusi leptosome ,  jadi seperti orang  schizothyme : jiwanya tertutup , sukar bergaul , sukar didekati , dan sebagainya .
1.    Masa kanak – kanak
      Secara kronologis atau menurut urutan waktu, masa kanak-kanak adalah masa perkembangan dari usia 2 hingga 6 tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Oleh karena itu,keluarga sangat berperan penting untuk mempersiapkan anak untuk terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah.
      Masa kanak-kanak sering disebut juga dengan masa estetika, masa indera dan masa menentang orang tua. Disebut estetika karena pada masa ini merupakan saat terjadinya perasaan keindahan. Disebut juga masa indera, karena pada masa ini indera anak-anak berkembang pesat . karena pesatnya perkembangan tersebut, anak-anak senang mengadakan eksplorasi, yang kemudian disebut dengan masa menentang.
      Pada masa ini anak-anak memiliki sikap egosentris karena merasa dirinya berada di pusat lingkungan yang ditunjukkan anak dengan sikap senang menentang atau menolak sesuatu yang datang dari orang di sekitarnya. Perkembangan yang seperti itu disebabkan oleh kesadaran anak, bahwa dirinya memiliki kemampuan dan kehendak sendiri, yang mana kehendak tersebut berbeda dengan kehendak orang lain.
      Pada masa anak-anak awal, anak-anak banyak meniru, banyak bermain sandiwara ataupun khayalan, dari kebiasaannya itu akan memberikan keterampilan dan pengalamn-pengalaman terhadap si anak. Ada yang mengatakan bahwa masa kanak-kanak awal dimulai sebagai masa penutup bayi. Masa anak-anak awal berakhir sampai dengan sekitar usia masuk sekolah dasar.
Diantara sekian banyak titik tolak yang digunakan dalam mengukur tahap-tahap perkembangan seorang individu, berikut akan dijabarkan tahap-tahap perkembangan ditinjau dari dasar biologis dan dasar kognitif.
a.      Dasar biologis
Menurut Aristoteles ada tiga tahap perkembangan yang berdasarkan biologis, fase itu masing-masing berjarak tujuh tahun. Fase tersebt adalah :
·         Fase 1   : 0-7 tahun masa kecil atau masa bermain,
·         Fase 2   : 7-14 tahun masa anak atau masa remaja, masa masuk sekolah rendah
·         Fase 3  : 14-21 tahun masa remaja atau pubertas, atau masa peralihan dari anak  menjadi orang dewasa.
Pemisahan antara ketiga fase diatas berdasarkan pertumbuhan biologis yang penting.
b.      Dasar kognitif
Teori perkembangan kognitif yang paling popular adalah teori Piaget. Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi :
·         Tahap sensori motor      : dari usia 0-2 tahun
·         Tahap praoperasional    : dari usia 2-7 tahun
·         Tahap operasi kongkret : dari usian 7-11 tahun
·         Tahap operasi formal     : usia 11 tahun keatas   
       Tahap sensori motor ditandai dengan adanya interaksi anak dengan lingkungan melalu berbagai alat indera dan gerakkan. Tahap praoperasional ditandai oleh berkembangnya fungsi symbol, bahasa, pemecahan masalah bersifat fisik, serta kemampuan mengkatagorisasikan. Tahap operasi kongkret ditandai dengan proses berfikir masih berpatokkan pada hal-hal kongkret. Dan tahap operasi formal ditandai dengan kemampuan berfikir abstrak, memmberikan penalaran yang kompleks, dan kemampuan untuk mengkaji suatu hipotesis.
       Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagai manusia, sctiap orang melalui jalan-jalan yang umum. Setiap diri kita mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam pada permainan fantasi pada masa kanak-kanak dan belajar mandiri pada usia remaja.
       Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses: proses biologis, proses kognitif dan proses sosial.
       Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir dan fase remaja. Perkiraan waktu ditentukaii padn setiap fase tintuk memperoleh gambaran waktu suatu fase itu dimulai dan berakhir.
  1. Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampunn berperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih kurang sembilan bulan.
  2. Fase bayi adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa ynng sangat bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
  3. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memasuki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
  4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memastikan dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian
    prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
  5. Fase remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa anak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan, berkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu dan perubahan suara. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identifas diri. Pemikirannya Iebih logis, abstrak dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar keluarga. Pada saat ini para ahli tidak lagi berpendapat bahwa perubahan-perubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat.
F.     Kematangan Dan Pengalaman Perkembangan Peserta Didik
            Perkembangan yang dialami peserta didik membawa mereka kearah kematangan. Kematangan ini akan tercapai jika sudah menemukan pegangan atau nilai-nilai yang mereka cari, yaitu menjelang berakhirnya masa remaja atau mulainya masa dewasa.
            Kematangan fisik atau jasmani terjadi setelah berhentinya pertunmbuhan yang terjadi dengan pesat, sehingga anak laki-laki akan kelihatan berjalan tegap karena dada dan bahunya semakin bidang, sedangkan anak perempuan berjalan melenggang karena pinggulnya membesar. Kematangan social ditandai oleh sikap social yang mentap sebagai anggota masyarakat, dan anggota keluarga, yang mulai merasakan adanya tanggung jawab baik sebagai pribadi ataupun sebagai anggota masyarakat. Kematangan emosional ditandai oleh stabilnya emosi sehingga ledakan-ledakan yang sering terjadi semakin berkurang dan bahkan berhenti sama sekali. Namun yang perlu kita ingat adalah bahwa usia untuk mencapai kematangan ini berbeda-beda ada anak yang cepat matang da nada juga yang sangat lambat. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru harus arif dalam menandai perkembangan atau kematangan siswa.
            Kematangan fisik atau jasmani peserta didik membawa mereka kearah kematangan. keatangan ini akan tercapai jika sudah menemukan pegangan atau nilai-nilai yng mereka cari, yaitu menjelang  berakhirnya masa remaja atau mulainy masa dewasa.
            Kematangan sosial ditandai dalam sikap sosial yang mentap sebagai anggota masyarakat, dn anggota keluarga, yang mulai mersakan adanya tanggung  jawab baik sebagai pribadi atau anggota masyarakat. Kematangn emosional ditandai oleh stabilnya emosi sehingga ledakan-ledakan yang sering terjadi semakin semakin berkurang dan bhkan berhenti sama sekali. Namun yang perlu kita ingat adalah bahwa usia untuk mencapai kematangan berbeda-bedaada yang anak cepat matang dan ada juga yang sangat lamabat.
            Oleh karna itu, kita sebagai  calon guruharus arif dalam menandi perkembangan atau kematangan siswa.
Pengalaman merupakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Disini pengalaman dianggap unsur lingkungan yakni sebagai  pengalaman-pengalaman environmental yang diperoleh dalam lingkungan.
1.         Perbedaan Individual
a.    Perbedaan Kemampuan
v  Perhatian dapat didefinisikan sebagai kesdaran atau aktifitas psikis yang tertuju pada satu objek. Perbedaan perhatian itu terletak pada hal-hal berikut:
o    Intensitas perhatian
o    Luasnya objek perhatian
o    Lamanya perhaatian
v  Pengamatan
Pengamatan merupakan kemampuan indra untuk mengatasi sesuatu. Ada lima tipe manusia berdasarkan kemampuannya mengamati sesuatu :
o      Tipe visual ( penglihatan)
o      Tipe auditif ( pendengaran)
o      Tipe faktil ( perabaan)
o      Tipe gustative (penciuman yang tajam)
o      Tipe olafaktoris (pengecapan yang tajam)
v  Ingatan
Ingatan mencapai tiga aspek yaitu, mencamkan, menyimpan, dan memproduksi. Bahkan sebagian besar pertanyaan yang diajukan oleh guru sering hanya menuntut kemampuan mengingat.
v  Intelegensi dan bakat khusus
Setiap peserta didik mempunyi intelegensi yang berbeda,  sehingga kita dapat menemukan siswa yang cerdas, sedang, dan juga yang tegolong kurang.
b.    Perbedaan Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai doronga untuk melakukn sesuatu seperti belajar, bekerja, olahraga, atau melakukan egiatan amal. Dorongan ini ada yang datang dari diri sendiri ( motivasi intrinsik) dan motivasi yang datang dari luar (ekstrinsik).
c.    Perbedaan kondisi fisik dan jenis kelamin
Kondisi fisik peserta didik mungkin berbeda-beda baik dari bentuk tubuh,kesehatan, maupun fungsi indra. Disamping perbedaan kondisi fisik, perbedaan karakteristik siswa perempun dan siswa laki- laki perlu mendapat perhatian. Minat remaja laki- laki tertuju pada hal yang bersifat intelektual dan abstrak sedangkan minat remaja perempuan tertuju pada hal yang bersifat emosional, konkret dan personal.
d.   Perbedaan lingkungan
Lingkungan memegang peran penting dalam perkembangan individu lingkungan yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda kepada perkembangan tersebut.
2.         Anak Sebagai Suatu Totalitas
Konsep anak sebagai suatu totalitas sekurang –kurangnya mengandung 3 pengertian :
a.    Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang merupakan satu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya
b.    Dalam kehidupan dan perkembangan anak, keseluruhan aspek anak tersebut saling terjalin satu sama lain
c.    Anak berbeda dengan orang dewasa bukan sekedar secara fisik, tetapi secara keseluruhan
Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung arti bahwa perbedaan anak dengan orang dewasa tidak terbatas secara fisik. Melainkan secara kesluruhan. Anak bukan miniature dari orang dewasa, tetapi anak adalah  anak dalam keseluruhan aspek dirinya yang bisa berbeda dari orang biasa. Secara fisik anak sedang mengalami pertumbuhan yang pesat , sebaliknya fisik orang dewasa sudah relative tidak berkembang lagi. Anak cenderung didominasi oleh pola fikir yg egosentrik danorang dewasa sudah lebih mampu berfikir empatik dan sosial. Daya fikir anak masih terbatas pada hal-hal yang konkret. Sedangkan orang dewasa sudah mampu berfikir abstrak dan universal.

G.    Periode/Fase-Fase Perkembangan Berdasar Ciri-Ciri Biologis
Fase perkembangan yang dimaksud adalah penhapan atau periodesasi rentang kehidupan manusia yang  ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu. Secara gris besar terdapat empat dasar pembagian fase-fase perkembangan ini, yaitu
a.    Fase perkembangan berdasarkan ciri-ciri biologis
b.     Konsep didaktif
c.    Ciri-ciri psikologis
d.   Konsep tugas pekembangan

1.    Aristoteles
Aristoteles membagi fase perkebangan manusia sejak lahir sampi usia 21 thun kedalam tiga masa, dimana setiap fase meliputi tujuh tahun, yaitu:
b.     Fase anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, yang diakhiri dengan tanggal (pergantian) gigi
c.    Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang dimulai dari tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjr-kelenjar kelamin
d.   Fase remaja ( pubertas) atu msa peralihan dari anak menjadi dewasa (14- 2) tahun , yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar- kelenjar kelamin sampai aka memasuki masa dewasa
2.    Sigmund freud
Dasar- dasar pembagiannya ialah pada cara reaksi- reaksi bagian-bagian tubuh tertentu. Fase- fase itu adalah :
a.         Fase infantile, umur 0-5 fase ini dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.    Fse oral, umur 0-1 tahun, dimana anak mendapat seksuil mellui mulutnya.
2.    Fase al, umur 1-3 tahun, dimana anak mendapatkan kepuasan seksuil melalui anusnya
3.    Fase phalis, umur 3-5 tahun,  dimana anak mendpatkan kepuasan seksuil melalui  alat kelaminnya.
b.         Fase laten, umur -12 tahun
Pada fase ini anak tampak dalam keadaan tenang, setelah terjadi gelombang dan badai ( strum und drang) . pada fase ini desakan seksuil nak mengendur. Meskipun energi seksuil terus berjalan, tetapi  faase ini diarahkan  pada masalah- masalah sosial dan membangun benteng yang kukuh melawan seksualitas.
c.         fase pubertas12-18 tahun
Pada fase ini dorongan- dorongan mulai muncul kembali dan apabila dorongan- dorongan ini dapat ditransfer dan disublimasikan dengan baik, anak akan sampai pada pada masa kematangan terakhir yaitu fase genital.
d.        fase genital umur 18- 20 tahun
padafase ini dorongan sekuil yang pada masa laten boleh dikatakan sedag tidur, kini berkobar kembali dan mulai sungguh- sungguh  tertarik pada lawan jenis . pada fase ini, konflik internal lebih stabil dan seseorang dapat mencapai struktur ego yang kuat untuk dapat berhubungan dengan dunia realita.
Periodesasi / fase fase perkembangan berdasar ciri ciri biologi
Periodesasi yaitu pembagian seluruh masa perkembangan seseorang ke dalam periode-periode tertentu. Sedangkan perkembangan adalah sebuah pemaparan tentang kondisi manusia yang terus mengalami perubahan ke tingkat (fase) yang lebih tinggi secara alami dan terus terjadi. Perkembangan menunjukan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak di ulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi peruban-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi.
Dalam studi ilmu jiwa perkembangan soal periodesasi ini. juga telah mengundang perbedaan pendapat di kalangan para ahli. Perbedaan pendapat itu pada pokoknya bisa dikelompokkan menjadi dua. Pertama, adalah mereka yang merasa keberatan, atau tegasnya tidak setuju atas diadakannya periodesasi perkembangan. Dan yang kedua, adalah mereka yang tidak berkeberatan alias setuju, walaupun dengan catatan tetentu.
Perkembangan manusia dapat ditinjau dari dua cara, yaitu sebelum lahir (prenatal) dan sesudah lahir (prosnatal). Perkembangan prenatal dari manusia mempunyai proses-proses yang sama di seluruh dunia ini, hanya mempunyai perbedaan conditioningnya. Sedangkan, di dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak sesudah lahir dan seterusnya ada aliran-aliran yang mempersoalkan, mempertentangkan antara dua factor yaitu pihak factor dasar (sifat-sifat keturunan dan sifat pembawaan semenjak germsel) dan lain pihak factor ajar (pengaruh sesudah lahir yang datangnya dari luar).
Masalah periodisasi perkembangan merupakan masalah yang banyak dipersoalkan oleh para ahli. Pendapat mereka mengenai dasar-dasar perodisasi serta panjang masing-masing periode juga bermacam-macam yang pada umumnya lebih bersifat teknis daripada konsepsional.
Berdasarkan perspektif barat terdapat varian pendapat tokoh barat mengenai penahapan periodesasi perkembangan manusia. Namun tetap merupakan suatu kesatuan yang hanya dapat dipahami dalam hubungan keseluruhan. Yang secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
a.         Berdasarkan biologis
b.         Berdasarkan didaktis / instruksional
c.          Berdasarkan psikologis.
1.      fase perkembangan berdasarkan biologis yang dimaksud periodisasi berdasarkan biologis adalah para ahli kejiwaan mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Hal tersebut dapat dimaklumi karena pertumbuhan biologis ikut berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan seorang anak. Sekelompok ahli dalam membuat dalam membuat penahapan mendasarkan diri pada keadaan diri pada keadaan atau proses biologis tertentu. Diantara yang berpendapat demikian, misalnya Aristoteles, Kretscmher, dan sigmund Freud.
1. Aristoteles
Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa itu dalam tiga tahap yang masing-masing lamanya tujuh tahun. Yaitu :
a.    periode anak kecil (kleuter), usia sampai 7 tahun
b.    Periode sekolah, usia 7 sampai 14 tahun. Masa anak, masa belajar atau masa sekolah rendah
c.    Periode pubertas (remaja), usia dari 14 sampai 21 tahun. Yaitu Masa, masa peralihan dengan pergantian gigi. Peralihan antara masa kedua dan ketiga ditandai dengan tumbuhnya bulu-bulu menjelang masa remaja. Pembagian tahap perkembangan menurut pola Aristoteles itu masih dijadikan bahan pemikiran sampai sekarang dengan alasan-alasan yang berlainan.
2. Kretschmer
Kretschmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa, setiap individu melewati
empat tahap, seperti dikemukakan di bawah ini.
Tahap 1 : dari 0 sampai kira-kira 3 tahun. Fullungs periode 1. Pada fase ini anak
kelihatan pendek gemuk.
Tahap 2 : kira-kira 3 sampai 7 tahun. Streckungs periode 1. Pada fase ini akan kelihatan langsing (memanjang atau meninggi)
Tahap 3 : dari kira-kira 7 sampai 13 tahun. Fullungs periode 2. Pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk kembali
 Tahap 4 : dari kira-kira 13 sampai kira-kira 20 tahun. Streckungs periode 2. Pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.
Kehidupan psikis anak-anak pada tahap-tahap tersebut juga menunjukkan sifat-sifat yang khas. Pada tahap-tahap Fullungs anak menunjukkan sifat-sifat yang mirip dengan temperature orang yang berkonstitusi piknik, jadi seperti orang yang cyclothum, jiwanya terbuka, mudah bergaul, mudah didekati, dan sebagainya. Pada tahap-tahap Streckung, individu menunjukkan sifat-sifat yang mirip dengan temperamen orang-orang yang berkonstitusi leptosome, jadi seperti orang schizothyme, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar didekati, dan sebagainya.
Sigmund Freud
a.    Fase oral : dari 0 sampai 1 tahun. Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok aktivitas dinamis.
b.    Fase anal : dan tahanan terpusat pada fungsi pembuangan kotoran
c.    Fase falis : dari kira-kira 3 sampai kira-kira 5 tahun. Pada fase ini alat-alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting
d.   Fase laten : dari kira-kira 5 sampai kira-kira 12 atau 13 tahun. Pada fase ini impuls impuls cenderung untuk ada dalam keadaan mengendap
e.    Fase pubertas : dari kira-kira 12 atau 13 sampai kira-kira 20 tahun. Pada fase ini impuls-impuls menonjol kembali. Apabila impuls-impuls itu dapat dipindahkan dan disublimasikan oleh das Ich dengan berhasil, maka sampailah orang kepada fase kematangan yaitu :
f.     Fase genital : individu yang telah mencapai fase ini tetap siap untuk terjun ke dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.
Elizabeth Hurlock
Elisabeth B. Hurlock (1978) Dalam bukunya Developmental Psychology, memperiodesasikan masa perkembangan sebagai berikut :
e.    Prenatal (sebelum lahir) atau pralahir. Pada masa ini dimana proses pertumbuhan
dan perkembangan dimulai sejak masa konsepsi yakni pertemuan antara spermatozoon dengan sel telur (ovum) yang bakal menjadi calon manusia sampai pada proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.
f.     Masa Natal (fase bayi)
·      Masa natal ini, terdiri atas :
a)   Infancy atau neonates (dari lahir sampai 14 hari) fase penyesuaian dengan lingkungan. Bayi mengalami masa tenang dan tidak banyak terjadi perubahan.
b)   Masa bayi (antara 2 minggu sampai 2 tahun) bayi disini tak berdaya dan sangat
bergantung pada lingkungan.
·      Masa anak (2-10/11 tahun). Anak masih immature. Tanda-tanda khasnya adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga ia merasa bahwa dirinya merupakan sebagian dari lingkungan yang ada.
a)   Masa Remaja (11/12 – 20/21 tahun). Masa remaja adalah masa peralihan atau
masa transisi dari anak menuju dewasa. Masa remaja terbagi lagi dalam berikut ini :
o  Praremaja (11/12 – 12/14 tahun). Dikatakan sebagai fase negative, terlihat tingkah laku yang cenderung negative. Fase yang sukar untuk anak dan orang tua. Perkembangan fungsi-fungsi tubuh, terutama seks, juga mengganggu
o  Remaja awal (13/14 – 17 tahun). Perubahan-perubahan fisik terjadi sangat pesat dan mencapai puncaknya. Ketidakseimbangan emosional dan ketidakstsabilan dalam banyak hal terdapat pada masa ini. Ia mencari identitas diri karena pada masa ini statusnya tidak jelas. Pola-pola hubungan sosial mulai berubah.
o  Remaja lanjut (17 – 20/21 tahun)
o  Dewasa awal (21-40 tahun). Masa penyesuaian terhadap pola-pola hidup baru, dan harapan mengembangkan sifat-sifat, nilai-nilai yang serba baru. Ia diharapkan menikah, mempunyai anak, mengurus keluarga, membuka karier, dan mencapai satu prestasi.
o  Dewasa menengah (40-60 tahun). Masa transisi, masa menyesuaikan kembali, masa equilibrium-disequilibrium. Masa yang ditakuti karena mendekati masa tua. Wanita disini kehilangan kesanggupan reproduksi.
o  Dewasa akhir/lansia (60 keatas). Dewasa akhir (usia lanjut) merupakan tahap yang dialami oleh individu yang akan memasuki kematian (usia 60 ke atas).
3.         Fase Perkembangan Berdasarkan Didaktis. Maksudnya adalah pembagian periode perkembangan atas dasar klasifikasi waktu, materi, dan cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu. Yang dimaksud tinjauan ini adalah dari segi keperluan/materi apa kiranya yang tepat diberikan anak didik pada masa-masa tertentu, serta memikirkan tentang kemungkinan metode yang paling efektif untuk diterapkan di dalam mengajar atau mendidik anak pada masa tersebut. asar didaktis atau instruksional yang dipergunakan oleh para ahli disini ada beberapa kemungkinan, yaitu :
a. Johan Amos Comenius
Comenius dalam bukunya Didactia Magna ia kemukakan tentang masa-masa perkembangan yang ditetapkan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak itu sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Pembagian masa tahap perkembangan menurut comenuis adalah sebagai beikut:
·      Sekolah ibu (scola materna), usia 0 sampai 6 tahun
·      Sekolah bahasa ibu (scola vernacula), usia 6 sampai 12 tahun
·       Sekolah latin (scola latins), usia 12 sampai 18 tahun
·      Akademi (academia), usia 18 sampai 24 tahun.
Untuk masing-masing sekolah tersebut harus diberikan bahan pengajaran (bahan pendidikan) yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dan harus dipergunakan cara-cara penyampaian yang sesuai dengan perkembangannya.
b.         Rousseau
Rousseau dengan karyanya Emilie u de I’education juga mengemukakan penahapan atas dasar didaktis. Buku karya Rousseau itu terdiri atas lima jilid. Jilid 1 sampai jilid 3 membicarakan pendidikan anak laki-laki (Emili), dan buku jilid 4 membicarakan pendidikan anak perempuan (Sophie). Pendapat Rousseau adalah sebaga  iberikut:
(1) Tahap 1 : umur 0 sampai 2 tahun. Masa asuhan
(2) Tahap 2 : umur 2 sampai 12 tahun. Masa pendidikan jasmani dan latihan panca indra
(3) Tahap 3 : umur 12 sampai 15 tahun. Periode pendidikan akal
(4) Tahap 4 : umur 15 sampai 20 tahun. Periode pendidikan watak dan pendidikan agama.
4.         Fase Perkembangan Berdasarkan Psikologis. Periodesasi psikologis, maksudnya adalah pembagian masa perkembangan atas dasar keadaan dan ciri-ciri khas kejiwaan anak pada periode tertentu. Para ahli membahas gejala perkembangan jiwa anak, berorientasi dari sudut pandang psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut biologis atau didaktis lagi. Sehingga mengembalikan permasalahan kejiwaan dalam kedudukannya yang murni. Pembagian semacam ini, antara lain ialah:
(a) Jean Piaget
. Suatu pendapat lain yang berdasarkan atas keadaan psikologis, terutama perkembangan intelektual adalah pendapat Piaget, yang akhir-akhir ini cepat sekali perkembangannya. Berdasarkan perkembangan intelektual individu, perkembangan dapat digambarkan dengan melewati empat fase, yaitu :
1. Periode 1, kepandaian sensori-motorik (lahir smapai 2 tahun)
a. Tahap 1 (lahir-1 bulan) : penggunaan refleks-refleks
Refleks-refleks mengimplikasikan kepasifan tertentu. Organisme akan tetap tidak aktif sampai sesuatu atang menstimulasikannya. Namun begitu, Piaget menunjukkan bahkan reflex seperti menghisap dengan cepat menjadi bagian dari aktifitas yang diinisiatifkan sendiri oleh bayi manusia. Sebagai contoh, ketika putra bungsunya Laurent baru berumur dua hari, dia mulai membuat gerakan-gerakan menghisap padahal tidak ada yang memicu reflex ini. Karena Laurent melakukan gerakan ini diluar jam makan, ketika dia belum lapat, tampaknya dia menghisap hanya demi menghisap itu sendiri.
b. Tahap 2 (1-4 bulan) : reaksi-reaksi sirkuler primer
Reaksi sirkuler terjadi ketika bayi menghadapi sebuah pengalaman baru dan berusaha mengulanginya. Contohnya adalah menghisap jempol. Secara kebetulan, tangan si bayi bersentuhan dengan mulutnya, dan ketika tangan itu jatuh, si bayi ingin membawanya kembali. Namun untuk beberapa saat, bayi tidak bisa langsung melakukan yang diinginkannya. Mereka memukul wajahnya dengan tangan namun tidak bisa menangkap mulutnya.
c. Tahap 3 (4-10 bulan) : reaksi-reaksi sirkuler sekunder
Reaksi ini terjadi ketika bayi menemukan dan menghasilkan kembali peristiwa menarik diluar dirinya. Sebagai contoh suatu hari ketika putri kedua Piaget, Lucienne sedang berbaring di tempat tidurnya, dia membuat sebuah gerakan dengan kakinya yang berusaha mengendalikan boneka-boneka yang digantung diatas kepalanya. Dia menatap kepada boneka-boneka itu untuk sesaat dan kemudian menggerakkan kakinya lagi, mengamati boneka itu dan menggerakkan lagi kakinya. Selama beberapa hari lagi ke depan, dia terus mengulangi hal ini, menendangkan kakinya dan mengamati boneka-boneka itu bergoyang, dan dia seringkali tertawa kecil ketika melihat boneka-boneka tersebut bergerak
d. Tahap 4 (10-12 bulan) : koordinasi skema-skema sekunder
Pada tahap ini, tindakan bayi menjadi lebih terbedakan, dia belajar untuk mengkoordinasikan dua skema terpisah demi mendapatkan suatu hasil. Pencapaian baru ini baru tampak ketika bayi berhadapan dengan rintangan-rintangan.
e. Tahap 5 (12-18 bulan) : reaksi-reaksi sirkuler sekunder
Pada tahap ini, bayi bereksperimen dengan tindakan-tindakan yang berbeda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda.
f. Tahap 6 (18 bulan-2 tahun) : permulaan berpikir
Pada tahap ini, anak-anak kelihatannya mulai memikirkan situasi secara lebih internal, sebelum akhirnya bertindak.
2. Periode 2 dan 3, pikiran pra-operasional (2-7 tahun) dan operasi-operasi berfikir konkret (7-11 tahun)
Pikiran pra-operasional dicirika oleh egosentrisme (memahami sesuatu hanya dari perspektif mereka sendiri), animisme (segala sesuatu berfungsi seperti yang mereka lakukan), heteronomy moral, memandang mimpi sebagai peristiwa diluar dirinya, kurangnya kemampuan mengklasifikasi, kurangnya kemampuan pengkonservasian.
Sedangkan, di tingkatan operasi-operasi berfikir konkret sanggup memahami dua aspek suatu persoalan secara serentak.
3. Periode 4, operasi-operasi berfikir formal (11 tahun sampai dewasa)
Selama operasi berfikir formal, pemikiran membumbung tinggi ke wilayah abstrak murni dan hipotesis, anak remaja bisa menata fikiran hanya di dalam fikiran mereka saja.
Setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Dalam hal ini, kegitan belajar tidak berarti kegiatan belajar ilmiah. Tugas belajar yang muncul dalam setiap fase perkembangan, merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal.
Disamping pendapat berdasar tiga aspek diatas, terdapat beberapa pendapat para tokoh yang terlepas dari 3 aspek tersebut :
A. Fase Perkembangan Menurut Buhler
Dalam bukunya Practische kinder psychology, 1994, Charlotte Buhler mengemukakan fase perkembangan anak dan pemuda sebagai berikut :
a. Fase pertama (0-1 tahun)
Fase ini adalah masa mengahayati berbagai objek diluar diri sendiri serta saat melatih fungsi-fungsi, khususnya fungsi motorik, yakni fungsi yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota badan.
b. Fase kedua (2-4 tahun)
Fase ini merupakan masa pengenalan dunia objektif diluar diri sendiri, disertai dengan pengahayatan yang bersifat subjektif. Mulai ada pengenalan pada “aku” sendiri, dengan bantuan bahasa dan kemauan sendiri.
c. Fase ketiga (5-8 tahun)
Fase ini bisa dikatakan sebagai masa sosialisasi anak. Pada masa ini, anak mulai memasuki masyarakat luas (misalnya, taman kanak-kanak, pergaulan dengan kewan-kawan sepermainan, dan sekolah dasar). Anak mulai belajar mengenal dunia sekitar secara objektif. Ia mulai mengenal arti prestasi, pekerjaan, dan tugas-tugas kewajiban.
d. Fase keempat (9-11 tahun)
Fase ini adalah masa sekolah dasar. Pada periode ini, anak mencapai objektivitas tertinggi. Bisa pula disebut sebagai masa menyelidik, mencoba, dan bereksperimen, yang distimulasi oleh dorongan-dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar, masa pemusatan dan penimbunan tenaga untuk berlatih, menjelajah, dan bereksplorasi. Pada fase keempat ini, anak mulai menemukan diri sendiri, yaitu secara tidak sadar mulai berfikir tentang diri pribadi. Pada waktu ini, anak kerap mengasingkan diri.
e. Fase kelima (14-19 tahun)
Fase ini merupakan masa tercapainya synthese diantara sikap ke daam batin sendiri dengan sikap keluar, pada dunia objektif. Untuk kedua kali dalam kehidupannya, anak bersikap subjektif. Namun, subjektivitas kali ini dilakukan dengan sadar. Setelah berusia 16 tahun, anak atau remaja ini mulai belajar melepas diri dari persoalan tentang diri sendiri, dan lebih mengarahkan minatnya pada lapangan hidup konkret, yang dahulu dikenalnya secara subjektif belaka.
B. Fase Perkembangan Menurut Erikson
dalam bukunya Childhood and Society, Erik Erikson (1963) membagi fase dan tugas perkembangan sebagai berikut :
a. Masa bayi (0-1,5 tahun)
Masa ketika berbagai kebutuhan fisik harus dipenuhi, kebutuhan menghisap harus dipuaskan. Anak biasanya senang berada dalam gendongan atau dekapan dan belaian. Masa ketergantungan, masa ketidakberdayaan dan masa membutuhkan pertolongan orang lain, suatu masa yang menuntut kesabaran orang tua.
b. Masa Toddler
Si anak mulai memisahkan diri dan bergerak secara bebas. Dalam kaitan ini, orang tua harus memberikan banyak kebebasan kepada si anak, namun sekaligus mulai meletakkan batas-batas ketika si anak tidak bisa berbuat sesukanya sendiri.
c. Awal masa kanak-kanak (4-7 tahun)
Pusat perhatian anak berubah dari benda kepada orang. Si anak beralih dari bermain sendiri menuju bermain bersama. Sosialisasi merupakan tema pokok. Si anak belajar menyesuaikan diri dengan teman sepermainannnya. Tugas-tugas yang telah dimulai pada masa Toddler, dikembangkan lebih lanjut. Si anak diharapkan untuk makan sendiri dan berpkaian sendiri tanpa bantuan orang lain.
d. Akhir masa kanak-kanak (8-11 tahun)
Masa untuk berkelompok dan berorganisasi. Penerimaan oleh teman-teman seusia adalah penting. Inilah waktu yang baik untuk memperkenalkan pekerjaan rumah tangga serta mengajarkan penggunaan uang dengan tepat. Tema pada masa ini adalah kerajinan. Energy si anak dapat diarahkan pda tugas-tugas sosial yang terorganisasi.
e. Awal masa remaja (12-15 tahun)
Masa-masa seperti ini memperlibatkan bahwa semua hal yang dianggap baik telah berakhir. Tema awal masa remaja adalah perubahan.
f. Masa remaja yang sejati
Kemenduaan dalam masa transisi akan berkurang. Si remaja yang merasa cukup aman dalam identitasnya, harus menghadapi pilihan-pilihan yang akan membentuk sisa hidupnya. Pemilihan tujuan hidup merupakan tema pokok.
g. Awal masa dewasa (19-25 tahun)
Si anak mulai berdikari. Si anak mungkin kuliah di tempat lain, menikah, hidup sendirian dalam suatu apartemen, atau bekerja di tempat lain. Tema awal masa dewasa adalah kemandirian.
h. Kedewasaan dan masa tua (25 tahun keatas)
Fase generativitas (menciptakan) yang selalu dihadapkan pada adanya stagnasi. Masa ini ditandai dengan adanya perhatian yang tercurah pada anak-anak, keahlian produktif, keluarga, dan pekerjaan. Tema pada masa tua ini adalah kebijaksanaan dan pelepasan.
C. Fase Perkembangan Menurut Havighurst
a. Periode bayi dan anak kecil
Ditandai dengan belajar berjalan, makan, bahasa, dan control badan, serta perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin. Kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang lain. Perkembangan kata hati.
b. Anak sekolah
Ditandai dengan ketangkasan fisik, sikap sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang tumbuh, belajar peranan jenis kelamin, kontak dengan teman-teman sebaya, belajar sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga. Belajar membaca, menulis, berhitung, pengertian kehidupan sehari-hari. Perkembangan moralitas skala nilai-nilai.
c. Masa muda
Ditandai dengan menerima peranan jens persiapan menikah dan mempunyai keluarga, belajar lepas orang tua secara emisional, belajar bergaul dengan kelompok anak wanita atau laki-laki. Belajar tanggung jawab sebagai warga Negara, emnginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab sosial. Persiapan mandiri secara ekonomis.
d. Masa dewasa muda
Ditandai dengan memilih jodoh, belajar hidup dengan suami atau istri, mulai membentuk keluarga, mengasuh anak, mengemudikan rumah tangga, emnemukan kelompok sosial, menerima tanggung jawab warga Negara, dan mulai bekerja.
e. Usia tengah baya
Menerima dan menyesuaikan diri terhadap percobaan fisik dan fisilogik. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh. Mencapai dan mempertahankan standar hidup ekonomis.
f. Masa dewasa lanjut (lansia)
Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, menyesuaikan diri dengan kematian teman hidup, menemukan relasi dengan kelompok sebaya.
2. Perkembangan Berdasarkan perspektif Islam
Dalam islam hal yang paling diperhatikan dalam pengembangan adalah hati, karena hati merupakan pancaran kepribadian. Dan yang tidak kalah penting yakni pengembangan fisik atau badan dan seluruh anggotanya, dan dalam Al-Qur’an menjelaskan tahapan penciptaan manusia dalam surat al-Mu’minun 12-16 :
“ dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah., kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim),kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat”.




DAFTAR PUSTAKA