APA KABAR DUNIA PENDIDIKAN KITA?
Kegiatan
Belajar Mengajar
Akhir-akhir
ini siswa sudah sangat brutal, coba lihat pemberitaan di media-media. Siswa
ugal-ugalan di jalan, tawuran, menggunakan narkoba, sek bebas dan tidak jujur.
Miris bukan?. Teori mana yang mampu menjelaskan sebab-musabab penyimpangan
moral seperti itu? Bayangkan, mereka adalah anak-anak bangsa tercinta yang pada
tahun 2045 nanti akan menjadi dewasa, merekalah yang akan memimpin negara ini.
Apakah anak-anak seperti ini yang dipersiapkan sebagai kado ulang tahun emas
Indonesia?.
Mari
kita berkaca pada pendidikan masa lampau. Bagaimana para guru mendidik
siswanya, bagaimana peran orang tua dan masyarakat pada masa itu. Padahal dunia
pendidikan dulu tidaklah sehebat sekarang dengan media dan teknologi jauh lebih
canggih. Karakter anak-anak pada masa dulu jauh lebih berakhlak dibandingkan
anak-anak sekarang. Pendidikan keraslah yang menyebabkan mereka mempunyai
karakter baik.
Dulu,
ketika belum ada embel-embel HAM, anak-anak yang melakukan kesalahan yang
melewati batas akan dipukul oleh gurunya sehingga menjadi efek jera dan mereka
tidak akan mengulang kesalahannya lagi, jika anak itu mengadu kepada orang
tuanya maka orang tua ikut memarahi bahkan memukul anaknya karena sudah
melakukan kesalahan. Coba anak-anak sekarang, kalau dipukul oleh guru sedikit
saja, maka siap-siap dinginnya jeruji besi akan menanti guru tersebut.
Bagaimana
rumus pendidikan karakter sebenarnya? Pendidikan karakter yang bisa membuat
siswa memiliki karakter baik. Apakah ada? Jangan-jangan hanya teori saja dan
sulit untuk diterapkan. Barangkali ada, yaitu pendidikan ramah anak, pendidikan
cinta dan kasih sayang. Namun hati-hati juga, pendidikan ramah anak akan
membuat anak besar kepala dan semena-mena karena mereka tidak takut dengan
gurunnya. Lagi-lagi ini soal karakter. Lalu kesalahannya dimana?.
GURU
Guru
profesional adalah guru yang mampu mendidik siswanya menjadi generasi yang
mampu bersaing dan memiliki moral yang baik, seorang guru hendaknya memiliki
prilaku yang baik yang mampu menjadi tauladan yang patut diikuti oleh siswanya.
Keprofesionalitas seorang guru sangat penting bagi siswa karena guru mempunyai
tugas yang sangat berat dalam mendidik, mengarahkan dan memotivasi para siswa
untuk menjadi siswa yang luar biasa dan bermoral.
Guru
adalah pendidik sejati dengan tugas pokoknya yaitu mengajar, mendidik, melatih,
membimbing dan mengarahkan. Sebelum sang guru memperbaiki karakter para
siswanya maka para guru harus terlebih dahulu memperbaiki karakter mereka
sendiri. Karakter malas, karakter korup dan karakter tidak menghargai orang
lain harus jauh-jauh dibuang dan beralih kepada karakter yang patut untuk
ditiru oleh para siswanya yaitu karakter seorang guru sejati.
DOSEN
Jika
siswa bodoh, siapa yang disalahkan? Semua orang akan menjawab “Guru”. Jika guru
bodoh, siapa yang disalahkan? Banyak orang akan menjawab “system pendidikan”.
Terlalu jauh menyalahkan system pendidikan karena system telah didesain
sedemikian rupa dengan berbagai kajian dari hasil penelitian. Kenapa
tidak ada yang menyalahkan “Dosen”? Apakah dosen makhluk paling suci yang tidak
bisa disalahkan?. Siswa di sekolah belajar dengan guru, guru belajarnya dengan
dosen bukan dengan hantu. Dosenlah yang harus disalahkan, kenapa tidak berhasil
mendidik para guru untuk bisa hebat dan profesional?.
Kita
semua merindukan dosen yang mau menjadi seperti guru, ikhlas dan mau membagi
ilmu tanpa dibayar,menginspirasi dan mampu menggerakkan. Ilmu itu tidak
semata-mata karena uang. Kita merindukan dosen-dosen yang update dan berpikir
maju. Kita merindukan dosen yang berjiwa organisasi yang bisa menjadikan
mahasiswanya sebagai insan yang siap pakai dalam semua kondisi. Kita merindukan
dosen yang tidak berorientasi pada nilai/hasil semata dengan mengenyampingkan
proses. Dosen yang tidak mau dikritik silahkan masuk ke tong sampah karena
tempatnya bukanlah di kampus tapi di tempat pembuangan.
KORUPSI
Korupsi
adalah karakter yang tidak boleh dimaafkan. Korupsi kerap terjadi di kalangan
pemerintahan yang mempunyai dana besar sehingga membuat tergiur mereka yang
berhati busuk untuk mencuri uang negara. Belakangan ini korupsi tidak hanya
terjadi di lembaga pemerintahan saja namun sudah mulai merambah pada lembaga
suci seperi sekolah dan kampus. Miris bukan?. Padahal lembaga pendidikan adalah
benteng terakhir untuk memberantas korupsi. Jika lembaga pendidikan saja sudah
melakukan korupsi lalu lembaga mana lagi yang harus kita percayai?.
Kampus
yang seharusnya mendidik para mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang berkarakter
justeru mempertontonkan perilaku yang tidak pantas. Bagaimana para mahasiswa
bisa meneladani para guru mereka yang bermental murahan seperti itu. Jika
aktivitas korupsi di kampus tidak segera diakhiri maka siapa yang akan
membersihkan korupsi di negara kita ini?.
KOMITMEN
MEMAJUKAN
Pendidikan
di Negara kita akan tumbuh berkembang seperti negara-negara maju jika ada niat
baik dari semua pihak untuk memajukannya. Kalau niat baik tidak ada dan selalu
mentok karena uang maka kiamatlah dunia pendidikan kita. Banyak pihak yang
memiliki wewenang untuk mengambil kebijakan yang cerdas dan memberikan dampak
perubahan yang singnifikan terhadap dunia pendidikan justeru tidak berani
karena alasan tidak ada dana, peraturannya tidak boleh, ini, itu dan banyak
alasan lainnya. Padahal kalau kita mau jujur, kendalanya cuma pada niat dan
komitmen untuk memajukan pendidikan tidak ada.
Benang
merah semua persoalan pendidikan kita ada pada karakter. Yaitu karakter
pemerintah, Guru/dosen, masyarakat dan siswa. Jika semua komponen ini mau
introfeksi diri, berpikir maju, dan saling membantu bahu-membahu untuk
memajukan pendidikan dengan penuh cinta, maka Insya Allah, dunia pendidikan
kita akan sangat luar biasa. Anak-anak luar biasa yang akan memimpin Indonesia
kelak.
Selamat
Hari Guru 2015.
hay bosku anda bingung mencari bandar togel
BalasHapusyuk bergabung bersama kami di togel pelangi
togel terbaik dan terpecaya 100% aman
http://www.togelpelangi.com/